Semua nutrisi atau zat gizi dalam pakan sangat penting bagi burung, apapun jenis burungnya. Bahkan lemak, yang kerap dihindari karena bisa berakibat kegemukan, juga tetap penting. Tanpa lemak, burung pasti akan kurus. Lemak akan disimpan di bawah kulit, sebagai cadangan energi jika burung sewaktu-waktu kekurangan karbohidrat. Yang menjadi persoalan, bagaimana mengatur pakan agar kandungan lemaknya tidak berlebihan.
Secara umum, nutrisi terdiri atas energi metabolisme (kalori), karbohidrat, lemak dan asam lemak, protein dan asam amino, serat kasar, berbagai jenis vitamin, dan aneka mineral. Hampir semua nutrisi biasanya sudah terkandung dalam pakan bijian yang biasa dikonsumsi lovebird, meski vitamin dan mineral belum tentu cukup karena ragamnya sangat banyak.
Vitamin dan mineral banyak terdapat dalam sayuran dan buah-buahan yang menjadi extra fooding (EF) bagi lovebird, sekaligus untuk menutup lubang-lubang kekurangan jenis vitamin dan jenis mineral tertentu. Tapi, seperti ditulis dalam beberapa artikel terdahulu, ada dua jenis vitamin yang perlu diwaspadai kecukupannya, yaitu vitamin A dan vitamin D. Sedangkan mineral yang perlu diwaspadai adalah kalsium (Ca).
Berdasarkan berbagai hasil penelitian, sebagian besar burung peliharaan selalu kekurangan vitamin A dan D, serta mineral kalsium (silakan cek artikelnya di sini). Padahal, burung sudah mendapat pakan utama maupun pakan tambahan yang pasti juga mengandung vitamin dan mineral, meski kecukupannya belum terjamin.
Nah, kasus defisiensi yang paling sering terjadi pada lovebird adalah kekurangan vitamin A. Dampaknya, kulit burung menjadi kering, bersisik, dan mudah mengalami iritasi. Bahkan, jika defisiensi vitamin A terlalu parah, iritasi bisa terjadi terus-menerus akibat kulit terasa gatal atau kering sehingga burung mengatasinya dengan mencabuti bulu-bulu di lokasi kulit yang mengalami iritasi tersebut.
Jika dibiarkan tanpa tindakan, maka kondisi ini bisa membuat lovebird memiliki kebiasaan buruk, yaitu terus mencabuti bulunya karena merasa “nyaman” dengan kondisi ini. Akibatnya bisa ditebak, bulu-bulu akan sulit tumbuh kembali, bahkan untuk waktu yang sangat lama.
Dampak ikutan lainnya adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh burung, karena lapisan pelindung bulu-bulu halus dan lendir mudah masuk ke saluran pernafasan. Burung pun menjadi lebih rentan tertular infeksi virus dan bakteri, dan bisa berujung pada pneumonia.
Pada kasus yang parah, burung mengalami disfungsi hati yang ditandai dengan melunaknya komposisi keratin pada paruh, kuku, serta permukaan paruh atau kuku. Akibatnya, paruh dan kuku menjadi bersisik, kasar, dan retak-retak. Terkadang paruh akan tumbuh terus hingga menumpuk, sehingga diperlukan pemotongan secara terus-menerus.
Akibat defisiensi vitamin A, bulu-bulu lovebird menjadi botak karena sering dicabuti.
Karena itu, pemberian pakan dengan nutrisi cukup dan seimbang menjadi salah satu unsur penting dalam perawatan burung paruh bengkok, khususnya lovebird. Tanpa mengesampingkan vitamin lain, nampaknya pemberian pakan yang kaya vitamin A harus selalu diperhatikan.
Kebutuhan vitamin A bisa didapatkan melalui pemberian buah-buahan berwarna merah, oranye, dan kuning. Bisa juga dengan memberikan sayuran yang memiliki warna hijau gelap, serta minyak ikan.
Untuk mengatasi burung yang kekurangan vitamin A, misalnya dengan gejala klinis sering mencabuti bulunya, maka bisa dilakukan penyuntikan vitamin A secara langsung melalui kulitnya. Namun, jujur saja, metode yang biasa dilakukan di negara Barat ini mungkin dianggap belum lazim di Indonesia. Hal ini seperti vaksinasi pada burung yang masih dianggap “aneh” di negeri ini.
Solusi lain adalah rutin memberikan asupan vitamin dari luar (maksudnya selain dari pakan utama dan pakan tambahan), yang bisa diberikan 3 – 5 kali seminggu. Ada produk multivitamin yang berbentuk cair, serta ada pula yang berbentuk tepung.
Secara umum, nutrisi terdiri atas energi metabolisme (kalori), karbohidrat, lemak dan asam lemak, protein dan asam amino, serat kasar, berbagai jenis vitamin, dan aneka mineral. Hampir semua nutrisi biasanya sudah terkandung dalam pakan bijian yang biasa dikonsumsi lovebird, meski vitamin dan mineral belum tentu cukup karena ragamnya sangat banyak.
Vitamin dan mineral banyak terdapat dalam sayuran dan buah-buahan yang menjadi extra fooding (EF) bagi lovebird, sekaligus untuk menutup lubang-lubang kekurangan jenis vitamin dan jenis mineral tertentu. Tapi, seperti ditulis dalam beberapa artikel terdahulu, ada dua jenis vitamin yang perlu diwaspadai kecukupannya, yaitu vitamin A dan vitamin D. Sedangkan mineral yang perlu diwaspadai adalah kalsium (Ca).
Berdasarkan berbagai hasil penelitian, sebagian besar burung peliharaan selalu kekurangan vitamin A dan D, serta mineral kalsium (silakan cek artikelnya di sini). Padahal, burung sudah mendapat pakan utama maupun pakan tambahan yang pasti juga mengandung vitamin dan mineral, meski kecukupannya belum terjamin.
Nah, kasus defisiensi yang paling sering terjadi pada lovebird adalah kekurangan vitamin A. Dampaknya, kulit burung menjadi kering, bersisik, dan mudah mengalami iritasi. Bahkan, jika defisiensi vitamin A terlalu parah, iritasi bisa terjadi terus-menerus akibat kulit terasa gatal atau kering sehingga burung mengatasinya dengan mencabuti bulu-bulu di lokasi kulit yang mengalami iritasi tersebut.
Jika dibiarkan tanpa tindakan, maka kondisi ini bisa membuat lovebird memiliki kebiasaan buruk, yaitu terus mencabuti bulunya karena merasa “nyaman” dengan kondisi ini. Akibatnya bisa ditebak, bulu-bulu akan sulit tumbuh kembali, bahkan untuk waktu yang sangat lama.
Dampak ikutan lainnya adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh burung, karena lapisan pelindung bulu-bulu halus dan lendir mudah masuk ke saluran pernafasan. Burung pun menjadi lebih rentan tertular infeksi virus dan bakteri, dan bisa berujung pada pneumonia.
Pada kasus yang parah, burung mengalami disfungsi hati yang ditandai dengan melunaknya komposisi keratin pada paruh, kuku, serta permukaan paruh atau kuku. Akibatnya, paruh dan kuku menjadi bersisik, kasar, dan retak-retak. Terkadang paruh akan tumbuh terus hingga menumpuk, sehingga diperlukan pemotongan secara terus-menerus.
Akibat defisiensi vitamin A, bulu-bulu lovebird menjadi botak karena sering dicabuti.
Karena itu, pemberian pakan dengan nutrisi cukup dan seimbang menjadi salah satu unsur penting dalam perawatan burung paruh bengkok, khususnya lovebird. Tanpa mengesampingkan vitamin lain, nampaknya pemberian pakan yang kaya vitamin A harus selalu diperhatikan.
Kebutuhan vitamin A bisa didapatkan melalui pemberian buah-buahan berwarna merah, oranye, dan kuning. Bisa juga dengan memberikan sayuran yang memiliki warna hijau gelap, serta minyak ikan.
Untuk mengatasi burung yang kekurangan vitamin A, misalnya dengan gejala klinis sering mencabuti bulunya, maka bisa dilakukan penyuntikan vitamin A secara langsung melalui kulitnya. Namun, jujur saja, metode yang biasa dilakukan di negara Barat ini mungkin dianggap belum lazim di Indonesia. Hal ini seperti vaksinasi pada burung yang masih dianggap “aneh” di negeri ini.
Solusi lain adalah rutin memberikan asupan vitamin dari luar (maksudnya selain dari pakan utama dan pakan tambahan), yang bisa diberikan 3 – 5 kali seminggu. Ada produk multivitamin yang berbentuk cair, serta ada pula yang berbentuk tepung.
No comments:
Post a Comment