Apabila sebuah mutasi terdapat di dalam kromosom sex maka kita akan berhadapan dengan metode pewarisan sifat Sex-Linked (SL) resesif atau Sex-Linked (SL) Dominant. Agar pembahasan tidak terlalu melebar kita tidak akan membahas Sex-Linked (SL) Recessive, dikarenakan mutasi Sex linked (SL) dominat telah dibahas di artikel sebelumnya.
Pada burung, jantan memiliki kromosom X dan X (sepasang), sedangkan pada betina X dan Y (sepasang juga). Jika suatu mutasi SL ingin tampak terlihat (visual) pada anak jantan KEDUA INDUKNYA harus menurunkan gen mutasi SL yang sama di kedua kromosom X anak jantan. Namun apabila anak jantan hanya menerima satu kromosom mutasi SL dari salah satu induknya, maka anak jantan tersebut hanya SPLIT mutasi SL.
Sex linked mutasi biasanya terjadi pada lovebird jenis non klep
(contoh mutasi : Ino, Cinnamon, Pallid & Opaline (pada A. roseicollis)
Ini berarti bahwa :
gen pembawa mutasi terletak di kromosom X.
Love bird jantan memiliki dua kromosom X- (XX)
dan betina memiliki kromosom X dan kromosom Y
jadi jadi individu betina memiliki kombinasi : (XY).
Karena mutasi ini bersifat resesif ,
Love Bird jantan harus memiliki dua gen ino (satu di setiap X-kromosom)
agar karakter mutasi ino tampak secara visual.
Dilain pihak
karena Love Bird betina hanya memiliki satu kromosom X-,
dan jika X-kromosom pasangan nya memiliki gen Ino,
mereka akan tampak secara visual sebagai Ino.
Ini disebabkan karena betina hanya perlu satu gen
untuk mengekspresikan sifat mutasi sex-linked
karenanya Sex Linked Ino lebih sering terjadi pada Love Bird betina.
Jika kita tuliskan gen ino pada kromosom X sebagai "Xi"
dan kromosom X dengan gen normal sebagai "X".
Ada tiga kemungkinan genotipe untuk LoveBird jantan:
XX - Dua gen yang normal menghasilkan LoveBird jantan normal.
XXi - Satu gen normal dan satu gen ino menghasilkan LoveBird jantan normal split Ino.
XiXi - Dua ino gen yang mengakibatkan jantan LoveBird Ino.
semoga bermanfaat
Pada burung, jantan memiliki kromosom X dan X (sepasang), sedangkan pada betina X dan Y (sepasang juga). Jika suatu mutasi SL ingin tampak terlihat (visual) pada anak jantan KEDUA INDUKNYA harus menurunkan gen mutasi SL yang sama di kedua kromosom X anak jantan. Namun apabila anak jantan hanya menerima satu kromosom mutasi SL dari salah satu induknya, maka anak jantan tersebut hanya SPLIT mutasi SL.
Sex linked mutasi biasanya terjadi pada lovebird jenis non klep
(contoh mutasi : Ino, Cinnamon, Pallid & Opaline (pada A. roseicollis)
Ini berarti bahwa :
gen pembawa mutasi terletak di kromosom X.
Love bird jantan memiliki dua kromosom X- (XX)
dan betina memiliki kromosom X dan kromosom Y
jadi jadi individu betina memiliki kombinasi : (XY).
Karena mutasi ini bersifat resesif ,
Love Bird jantan harus memiliki dua gen ino (satu di setiap X-kromosom)
agar karakter mutasi ino tampak secara visual.
Dilain pihak
karena Love Bird betina hanya memiliki satu kromosom X-,
dan jika X-kromosom pasangan nya memiliki gen Ino,
mereka akan tampak secara visual sebagai Ino.
Ini disebabkan karena betina hanya perlu satu gen
untuk mengekspresikan sifat mutasi sex-linked
karenanya Sex Linked Ino lebih sering terjadi pada Love Bird betina.
Jika kita tuliskan gen ino pada kromosom X sebagai "Xi"
dan kromosom X dengan gen normal sebagai "X".
Ada tiga kemungkinan genotipe untuk LoveBird jantan:
XX - Dua gen yang normal menghasilkan LoveBird jantan normal.
XXi - Satu gen normal dan satu gen ino menghasilkan LoveBird jantan normal split Ino.
XiXi - Dua ino gen yang mengakibatkan jantan LoveBird Ino.
semoga bermanfaat
Sumber: https://www.facebook.com/notes/lovebirds-lover-balikpapan-east-borneo/mutasi-sex-linked-sl-mutasi-/240836876066685