Pecinta Burung Lovebird Indonesia

Showing posts with label agapornis roseicollis. Show all posts
Showing posts with label agapornis roseicollis. Show all posts

Sex Linked mutasi (sifat : recessive)

Sex Linked mutasi (sifat : recessive)
Apabila sebuah mutasi terdapat di dalam kromosom sex maka kita akan berhadapan dengan metode pewarisan sifat Sex-Linked (SL) resesif atau Sex-Linked (SL) Dominant. Agar pembahasan tidak terlalu melebar kita tidak akan membahas Sex-Linked (SL) Recessive, dikarenakan mutasi Sex linked (SL) dominat telah dibahas di artikel sebelumnya.

Pada burung, jantan memiliki kromosom X dan X (sepasang), sedangkan pada betina X dan Y (sepasang juga). Jika suatu mutasi SL ingin tampak terlihat (visual) pada anak jantan KEDUA INDUKNYA harus menurunkan gen mutasi SL yang sama di kedua kromosom X anak jantan. Namun apabila anak jantan hanya menerima satu kromosom mutasi SL dari salah satu induknya, maka anak jantan tersebut hanya SPLIT mutasi SL.

Sex linked mutasi biasanya terjadi pada lovebird jenis non klep

(contoh mutasi : Ino, Cinnamon, Pallid  & Opaline (pada A. roseicollis)
Sex Linked mutasi (sifat : recessive)
Ini berarti bahwa :
gen pembawa mutasi terletak di kromosom X.
Love bird  jantan memiliki dua kromosom X-   (XX)
dan betina  memiliki kromosom X    dan kromosom Y
jadi  jadi individu betina memiliki kombinasi : (XY).

Karena mutasi ini  bersifat resesif ,
Love Bird jantan harus memiliki dua gen ino (satu di setiap X-kromosom)
agar karakter mutasi ino tampak secara visual.

Dilain pihak
karena Love Bird betina hanya memiliki satu kromosom X-,
dan jika X-kromosom pasangan nya memiliki gen Ino,
mereka akan tampak secara visual sebagai Ino.

Ini disebabkan karena betina hanya perlu satu gen
untuk mengekspresikan sifat mutasi sex-linked
karenanya Sex Linked Ino lebih sering terjadi pada Love Bird betina.

Jika  kita tuliskan gen ino pada  kromosom X sebagai "Xi"
dan kromosom X dengan gen normal sebagai "X".

Ada tiga kemungkinan genotipe untuk LoveBird  jantan:  

XX - Dua gen yang normal menghasilkan LoveBird  jantan normal.  
XXi - Satu gen normal dan satu gen ino menghasilkan LoveBird jantan normal split Ino.  
XiXi - Dua ino gen yang mengakibatkan jantan LoveBird Ino.

semoga bermanfaat


Sumber: https://www.facebook.com/notes/lovebirds-lover-balikpapan-east-borneo/mutasi-sex-linked-sl-mutasi-/240836876066685

Lutino NSL dan Lutino SL

Lutino NSL dan Lutino SL
Karena yang dibahas memiliki persamaan, yaitu mengenai Albinisme (mutasi Ino), maka artikel mengenai dua mutasi tersebut Saya gabung saja.
Untuk perbedaan antara kedua, silahkan simak penjelasan dibawah.
Namun sebelumnya, secara umum kita bahas dahulu mengenai Albinisme.

1. ALBINISME
Albinisme terjadi ketika kandungan pigmen Eumelanin benar-benar hilang secara total.
Albinisme terbagi dalam 2 golongan, yaitu Sex Linked Ino (SL Ino) dan Non Sex Linked Ino (NSL Ino).
Dampak dari mutasi ini adalah menjadikan tampilan fisik burung nampak "Bule".
Tidak hanya tampilan bulunya saja, namun pada mata, kaki, dan kuku juga turut terkena dampak dari mutasi tersebut.
Ketika mutasi Ino terjadi pada burung Seri Hijau, maka terciptalah Lutino.
Ketika mutasi Ino terjadi pada burung Seri Biru, maka terciptalah Albino.
Ketika mutasi Ino terjadi pada burung Seri Parblue, maka terciptalah Creamino.
Agar lebih menarik dan variatif, Anda dapat mengombinasikan mutasi Ino dengan mutasi lain.

2. NSL INO
NSL Ino pertama kali terjadi pada spesies Nyasa, lalu ditransmutasi ke Personata.
Lalu dari Personata ke Fischeri dan Blackcheeked. Jadi NSL Ino ini mutasinya terdapat pada Lovebird golongan Eyering/kacamata saja.
Mengapa disebut NON SEX LINKED INO?
Penyebabnya adalah karena sifat dari pewarisan mutasi ini adalah resesif dan TIDAK TERKAIT KELAMIN.
Maksudnya? Jantan maupun betina, memiliki kans dan mekanisme mewariskan yang sama kepada keturunannya.
Lutino NSL
Contoh:
  • Jantan Lutino x Betina Hijau (tanpa split) = apapun jenis kelamin anaknya, Hijau split Ino.
  • Jantan Hijau (tanpa split) x Betina Lutino = apapun jenis kelamin anaknya, Hijau split Ino.
Walaupun ditukar, hasilnya sama saja toh? Karena tidak terkait kelamin.

3. SL INO
Mekasime mutasinya hampir sama saja dengan NSL Ino, namun bedanya SL Ino ini terjadi pada spesies Roseicollis (nonklep).
Mengapa disebut SEX LINKED INO?
Penyebabnya adalah karena sifat dari pewarisan mutasi ini adalah resesif dan TERKAIT KELAMIN.
Maksudnya? Jantan dan betina memiliki kans dan mekanisme berbeda dalam mewariskan yang sama kepada keturunannya.
Lutino SL
Contoh:
  • Jantan Lutino x Betina Hijau (tanpa split) = anak JANTAN pasti HIJAU SPLIT INO, dan anak BETINA pasti LUTINO.
  • Jantan Hijau (tanpa split) x Betina Lutino = anak JANTAN pasti HIJAU SPLIT INO, dan anak BETINA pasti HIJAU tanpa split.
Perbedaan dalam penentuan jenis kelamin indukan, bisa sangat berpengaruh pada mutasi anakannya nanti, dan jenis kelaminnya bisa ditebak.
Jadi, pemilihan induk sangat berpengaruh banyak dalam hasil yg didapat nantinya.


Sumber :
https://www.facebook.com/groups/lovebirdsloversindo/permalink/454537361376832/

Roseicollis Aqua dan Turquoise

Roseicollis Aqua dan Turquoise
Bila pada jenis Lovebird Eyering (lovebird kacamata / klep) dikenal dengan nama Parblue, pada Roseicollis (lovebird muka salem / non klep) dikenal dengan nama mutasi Aqua dan Turquoise.
Pada spesies yang satu ini, tidak ada mutasi Seri Biru (BS), yang ada hanya Seri Hijau dan Seri Parblue.

Dibagi menjadi 3 jenis, definisi dan mekanisme mutasinya adalah sebagai berikut:

1. MUTASI AQUA
Jika pada burung Seri Biru terjadi "kehilangan" total pigmen Psittacin, lain halnya pada mutasi Aqua.
Mutasi Aqua disebabkan oleh menghilangnya pigmen Psittacin sekitar 50%-nya saja.
Hal ini membuat mutasi Aqua memiliki tampilan bulu seperti peralihan antara Hijau ke Biru, seperti warna Hijau rekfleksi cahaya air laut.
Topengnya pun memiliki warna putih dengan sedikit sentuhan oranye di bagian kening.
Sifat pewarisan dari mutasi Aqua sendiri adalah Resesif, dan Multialel dengan Turquoise (dapat dikombinasikan).
Muka Salem Aqua

2. MUTASI TURQUOISE
Bila Hijau memiliki kadar Pssitacin 100%, Biru 0%, Aqua 50%, maka mutasi Turquoise ini memiliki kadar Pssitacin sekitar 60-90%.
Hal tersebut menjadikan tampilan mutasi ini lebih "kebiruan" daripada Aqua, namun tidak juga murni biru seperti Seri Biru. Warna hijau di ujung sayap biasanya masih tersisa.
Memiliki topeng putih, tanpa sentuhan oranye di kening layaknya Aqua.
Sifat mutasi ini Resesif, dan Multialel dengan Aqua (dapat dikombinasikan).
Semakin banyak kadar Pssitacin yg hilang (anggapnya 90%), maka tampilannya akan semakin putih-biru, dan menghilangkan warna kuning-hijau.
Muka salem TURQUOISE

3. MUTASI AQUATURQUOISE
Kombinasi pasangan burung dengan mutasi Aqua dan Turquoise tidak membuat keturunanya saling split satu-sama lain, namun mutasi tersebut seperti digabung dalam suatu tampilan baru.
Hasilnya, adalah kombinasi warna antara keduanya. Misalnya, berbadan kehijauan seperti Aqua namun dengan topeng putih seperti Turquoise, atau sebaliknya.

Keterangan tambahan:
Pssitacin adalah pigmen yang menjadikan tampilan warna Hijau, Merah, Oranye, dan Kuning.

Sangat diperbolehkan untuk menyalin dan menyebarluaskan artikel, selama mencantumkan sumbernya.


Sumber :Grup Facebook Lovebird Lover Indonesia 
https://www.facebook.com/groups/lovebirdsloversindo/permalink/454160564747845/

Nama Nama Mutasi Roseicollis / Muka Salem

Nama Nama Mutasi Roseicollis / Muka Salem
Standar penamaan internasional jenis2- mutasi lovebird Agapornis Roseicollis:
(istilah-2 lama tidak dipakai disini agar satu bahasa dan seragam)

versi Juli 22, 2013
Ditulis oleh Lawrence Oei utk grup LNKI, dilarang mengkopi sebagian atau seluruh dokumen ini dalam bentuk apapun untuk tujuan komersial.

GREEN = Hijau
Hijau standar, alias wildtype / WT. Terbanyak ditemukan di alam bebas. Topeng berwarna peach (saya tidak tahu Indonesia-nya apa ini, jambon? merah muda tua?), body hijau, sayap terbang hitam dan bulu pantat biru.
Muka Salem hijau
TURQOISE = Biru muka putih
Biru a'la non-klep, dengan muka putih dgn bando oranye minim (10-15% masih ada), dan badan kebanyakan biru dgn sedikit aksen kehijauan. Karena psitacin, penyebab warna oranye/kuning, masih tersisa 10-15%, biru tipe ini disebut"Par-Blue", bukan biru sesungguhnya seperti di tipe kacamata (di mutasi kacamata psitacin hilang 100%)

AQUA = Hijau muka putih
Satu keluarga dengan mutasi biru, tapi dengan muka putih berbando oranye karena psitacin hilang sekitar 50% saja. Juga warna bodi kehijauan.

AQUATURQOISE = Muka putih dengan kombinasi dua diatas
Jika Aqua ditemukan dengan Turqoise, hasilnya adalah AquaTurqoise, yang berwarna diantara kedua mutasi ini, kadang bando oranye ada, kadang tidak ada. Tidak disarankan untuk digabung

DOMINANT PIED = Blorok dominan
Burung dengan pola belang-2, jika pada burung hijau akan keluar hijau dan kuning pada body, hitam dan putih pada sayap. Pada burung biru bisa keluar hijau, biru dan putih pada body dan sayap

RECESSIVE PIED = Blorok recessive
Burung dengan pola belang, meskipun berbeda dengan pola jika jenis dominan. Kebanyakan polanya adalah belang 'besar', jadi satu burung belangnya hanya dua, dengan dominan kuning berbelang kecil2 hijau pada ujung bodinya. Jarang ditemui di Indonesia

INO = Lutino
Burung kuning dengan topeng muka merah, ujung sayap & ekor putih, bermata merah. Terjadi di burung hijau yang kehilangan zat eumelamin 100%

PALLID
Burung kuning semu hijau, terjadi karena hilangnya eumelamin 60% pada seekor burung. Sayap terbang berwarna abu-abu muda. Bulu pantat juga terpengaruh sehingga berwarna biru muda. Topeng muka tetap peach. Kaki dan jari2 kaki dan kuku juga berwarna merah muda. Piyik/anak pallid terlahir dengan mata merah yang akan berubah menjadi coklat setelah kurang lebih seminggu

CINNAMON
Burung hijau bersemu coklat muda, terjadi karena eumelamin yang ada termodifikasi dengan hasil warna yang seharusnya hitam berubah menjadi coklat. Ciri utama adalah sayap terbang yang coklat. Kaki dan jari2 kaki juga berwarna merah muda. Piyik/anak cinnamon terlahir dengan mata merah yang akan berubah menjadi coklat setelah kurang lebih seminggu

BRONZE FALLOW
Burung ini hampir sama penjelasan dengan cinnamon, kecuali dimana cinnamon warna menjadi coklat, di burung ini menjadi coklat ke-abu2-an. Mata burung ini adalah merah, dan kaki berwarna merah muda. Bulu pantat menjadi biru busam

PALE FALLOW
Hampir sama dengan bronze fallow cuman lebih pucat lagi. Dua-dua tipe fallow jarang ditemui di Indonesia.

MARBLED
Di burung marbled terjadi pengurangan melamin di bagian sayap utama dan sayap terbang, yang menjadi belang, sekali di bagian sayap utama, dan sekali di bagian sayap terbang. Juga terjadi pengurangan warna di seluruh tubuh hingga warna tubuh bisa disetarakan dengan warna pastel. Kaki dan kuku berwarna abu2 muda.

ORANGEFACE
Burung hijau yang bertopeng oranye, semua ciri yang lain sama dengan burung hijau standar.

DILUTE
Burung dengan eumelamin yang berkurang 80-90%. Jadinya adalah burung yang hampir kuning dengan pantat biru muda. Kaki, sayap terbang juga menjadi abu2 muda. Jarang ditemui di Indonesia.

PALE HEADED
Di mutasi ini topeng burung menjadi merah muda dengan aksen oranye dan warna hijau di tubuh berubah mendekati warna aqua. Jarang ditemui di Indonesia

OPALINE
Mutasi dimana topeng warna yang sebelumnya hanya ada di bagian depan muka menjadi berputar ke belakang dengan warna yang sama. Di telinga juga ada lingkaran kecil bulu yang keabu2an. Bulu ekor juga berubah warna dimana bagian tengahnya akan mengikuti warna topeng burung yang ada

DARK FACTOR
Mutasi dimana terjadi perubahan struktur pada bulu sehingga warna yang dipantulkan berubah menjadi lebih gelap.

VIOLET
Mutasi dimana warna biru yang ada berubah menjadi violet

Inilah semua mutasi-2 standar dengan nama standar internasional di burung lovebird spesies Agapornis Roseicollis / Peachface Lovebird / Non-klep. Tentunya dari berbagai mutasi standar yang ada ini bisa digabung antara dua atau lebih mutasi sehingga akan menghasilkan berbagai jenis kombinasi mutasi, contoh: OLIVE ORANGEFACE, LUTINO OPALINE, PIED VIOLET, dst dstSemoga bisa membantu dan selamat menikmati. Salam untuk om Yunan Helmi yang mendorong saya untuk menulis ini :P


Sumber :
https://www.facebook.com/notes/lovebird-non-klep-indonesia-lnki/nama2-mutasi-roseicollis/420136911435397

Perbedaan Lovebird Muka Salem / Agapornis Roseicollis Non Opaline vs Opaline

Perbedaan Lovebird Muka Salem / Agapornis Roseicollis Non Opaline vs Opaline
Perbedaan Lovebird Muka Salem / Agapornis Roseicollis Non Opaline vs Opaline berdasarkan grup facebook Lovebird Non Klep Indonesia Malang

orange face ino opaline

dominant pied dark green opaline

DD Green opaline

aquaturquoise opaline

pallid aqua opaline

lutino opaline

green opaline

dominant pied dd aqua opaline

aqua ino opaline

Orange face D green opaline






sumber :
https://www.facebook.com/media/set/?set=oa.655843231198096&type=1

OPALINE PALE FALLOW GREEN ROSEICOLLIS

OPALINE PALE FALLOW GREEN ROSEICOLLIS
Permasalahan utama dalam breeding Pale Fallow adalah tingkat kehidupannya yang sangat rendah. Perlu kesabaran, keseriusan dan sedikit keberuntungan untuk berhasil. Dalam kesempatan ini kita ingin membahas bagaimana cara mendapatkan opaline pale fallow green.
OPALINE PALE FALLOW GREEN ROSEICOLLIS

Sebelum memulai beternak, pengetahuan mengenai jenis mutasi burung yang akan kita ternak sangat diperlukan. Tanpa pengetahuan ini maka breeding yang kita lakukan hanya sebatas breeding tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Opaline adalah mutasi SL recessive, yang artinya hanya jantan yang split opaline (betina tidak).

Pale fallow adalah autosomal recessive, yang artinya jantan dan betina bisa split pale fallow.

Dari kenyataan diatas, sangat disarankan agar memilih opaline sebagai pejantannya dan betinanya pale fallow. Berikut adalah langkah untuk mendapatkan opaline pale fallow green (yang disebut duluan adalah jantan).

Catatan : Sangat disarankan untuk melakukan breeding minimal dengan dua pasangan.

Materi alternatif 1
Opaline green X pale fallow green
50% green/opaline/pale fallow (jantan)
50% opaline green/pale fallow (betina)

Cara membaca hasil diatas adalah sebagai berikut:
Semua anakan jantan split pale fallow dan split opaline sementara semua anakan betina split pale fallow dengan probablitias 50 – 50. Point yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa semua anakannya split pale fallow.

Langkah berikutnya adalah menyilangkan pasangan dibawah ini (sesuai saran diatas, usahakan jantan dan betina bukan pasangan yang sedarah) :
green/opaline/pale fallow X opaline green/pale fallow
Jantan :
Betina :
6,25% opaline green
6,25% green
12,5% opaline green/pale fallow
12,5% green/pale fallow
6,25% opaline pale fallow green
6,25% pale fallow green
6,25% green/opaline
6,25% opaline green
12,5% green/opaline/pale fallow
12,5% opaline green/pale fallow
6,25% pale fallow green/opaline
6,25% opaline pale fallow green
Dari experimen diatas, terlihat jelas kita sudah mendapatkan opaline pale fallow green baik jantan maupun betina.

Materi alternatif 2
Jika jantan opaline green tidak ada, maka pasangan jantan dan betina bisa dibalik dimana jantan adalah pale fallow green sementara betina adalah opaline green.

pale fallow green X opaline green
50% green/opaline/pale fallow (jantan)
50% green/pale fallow (betina)

Cara membaca hasil diatas adalah sebagai berikut :
Semua anakan jantan split pale fallow dan split opaline sementara semua anakan betina split pale fallow. Point yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa semua anakannya split pale fallow namun tidak menghasilkan opaline betina.

Langkah berikutnya adalah menyilangkan pasangan dibawah ini (sesuai saran diatas, usahakan jantan dan betina bukan pasangan yang sedarah):
green/opaline/pale fallow X green/pale fallow
Jantan :
Betina :
6,25% green
6,25% green
12,5% green/pale fallow
12,5% green/pale fallow
6,25% green opaline
6,25% pale fallow green
12,5% green/opaline/pale fallow
6,25% opaline green
6,25% pale fallow/green
6,25% opaline pale fallow green
6,25% pale fallow green/opaline
12,5% opaline green/ pale fallow
Dari hasil diatas, terlihat jelas kita hanya mendapatkan opaline pale fallow green betina.

Pilihan pasangan lain dari Materi alternatif 2 adalah :
green/opaline/pale fallow X pale fallow green
Jantan :
Betina :
12,5% green/pale fallow
12,5% green/pale fallow
12,5% green/opaline/pale fallow
12,5% opaline green/pale fallow
12,5% pale fallow green
12,5% pale fallow green
12,5% pale fallow green/opaline
12,5% opaline pale fallow green
Untuk probabilitas yang lebih besar dalam mendapatkan opaline pale fallow green, kita bisa menyilangkan pasangan dibawah ini:
green/opaline/pale fallow X opaline pale fallow green
Jantan :
Betina :
12,5% green/opaline/pale fallow
12,5% green/pale fallow
12,5% pale fallow green/opaline
12,5% pale fallow green
12,5% opaline green/pale fallow
12,5% opaline green/pale fallow
12,5% opaline pale fallow green
12,5% opaline pale fallow green
Dalam waktu yang sangat singkat kita sudah mendapatkan opaline pale falolow green sesuai dengan arah dan tujuan kita beternak.

Salah satu alasan mengapa disarankan agar tidak menyilangkan burung yang sedarah adalah karena rendahnya tingkat hidup pale fallow. Diyakini bahwa perkawinan sedarah bisa semakin memperlemah tingkat kehidupan pale fallow terlepas dari masih banyak yang suka berdebat tentang hal ini. Bagaimana? Mudah bukan? Ya, sangat mudah jika pengetahuan dasar tentang mutasi sudah kita pahami.

Tulisan ini disadur dari majalah BVA dengan harapan agar hasil breeding para peternak di tanah air memiliki kualitas yang lebih bagus dan memiliki daya saing sehingga
ketergantungan pada import bisa berkurang. Semoga.


sumber : majalah BVA
Copyright © Lovebird Lovers Indonesia . All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design