Dead In
Shell (DIS) adalah Kematian embrio pada saat pengeraman. biasa kita temukan adanya
telur yg tidak menetas dengan kondisi embrio mati dalam telur . kadang kita
temui telur dengan embrio mati kering , ada juga embrio mati busuk basah dalam
telur
Yang
diduga jadi penyebab :
1. Genetis
Seringkali
dibilang “lemah secara genetis”, berkaitan daya tahan/ kemampuan embrio untuk
tumbuh & berkembang dalam masa pengeraman sampai menetas. (hal ini sulit
terdeteksi )
2. Telur ter-Infeksi Penyakit
(bakteri/jamur)
Umumnya
disebabkan kondisi sarang/glodok kotor karena alas kandang kotor/ basah/tidak hygienis.
Telur terinfeksi bakteri/jamur yg terbawa cairan nempel pada kaki/bulu burung, masuk
melalui pori pori telur & mengganggu/membunuh embrio.
3. Suhu & Kelembaban
Suhu
lingkungan sarang sangat berhubungan erat dengan kelembaban (iklim mikro). Kondisi
iklim mikro mempengaruhi daya/kemampuan tetas telur, fluktuasi suhu &
kelembaban lingkungan yg terlalu tinggi menyebabkan gangguan pada pertumbuhan
embrio, suhu terlalu tinggi mengakibatkan kelembaban berkurang/ kering. Hal
ini selanjutnya akan meningkatkan laju penguapan cairan melalui pori-pori
telur, jika terus berlanjut maka akan kita dapati embrio mati kering dalam cangkang telur.
Sementara
jika kelembaban terlalu tinggi , embrio tidak akan mampu berkembang dan akan
didapati embrio mati dg kondisi telur busuk.
Dengan
demikian yang sangat perlu diperhatikan adalah suhu lingkungan kandang.
- Suhu badan induk sehat/normal pada saat mengeram berkisar 41-42 C,..
- sementara suhu normal telur yang dierami berkisar 35-39 C.
- kelembaban saat pengeraman umumnya berkisar 60-70 %.
Pada
indukan yang kesehatannya terganggu , suhu tubuh akan juga tidak normal, sehingga suhu telur akan juga terganggu,
pada burung yang sakit suhu tubuh akan terganggu/ turun, terbukti burung sakit
suhu kaki-nya akan terasa dingin.
Hal yang
sama dengan induk yang kegemukan/nggajih/obesitas, lapisan lemak menghalangi
proses pengeraman
4. Perilaku Induk saat mengeram
Karakter
burung juga berpengaruh pada perilaku induk saat mengeram, indukan yang terlalu
sensitive akan mudah terganggu, gelisah bahkan meninggalkan telurnya saat
merasa atau ada terganggu, padahal telur
secara periodik harus di ”putar” setiap rata-rata 90 menit
Dari
pengalaman , burung terlalu jinak belum tentu pandai mengeram, karena sering
nya meninggalkan telur untuk bermain.
Pencegahan &
penanggulangan :
- Usahakan Pilih indukan sehat
(lihat minimal ciri ciri burung
sehat) jelas silsilahnya
- Usahakan iklim ruang kandang se- stabil mungkin , pasang thermometer
& hygrometer dinding.
Kipas
angin cukup membantu untuk menurunkan suhu ruangan namun sebaiknya disertai
semprotan air.
Penyiraman
lantai dengan air bersih atau semprot lantai jika dirasa suhu extrim kering atau
beri cepuk isi air dalam kandang agar burung yg sedang mengeram bisa membasahi
bulunya atau mandi
- Sanitasi lantai ruangan, alas kandang kandang ternak, glodok/bahan
sarang, tempat makan /minum,…
- Kondisi lingkungan saat burung mengeram,..jauhkan sumber berisik
/kaget lalu lalang orang/tikus atau binatang piaraan lain dsb
Semoga Bermanfaat
Sumber :
https://www.facebook.com/notes/lovebirds-lover-balikpapan-east-borneo/dead-in-shell-alias-dis/194610494022657
No comments:
Post a Comment