Pecinta Burung Lovebird Indonesia

Showing posts with label penyakit. Show all posts
Showing posts with label penyakit. Show all posts

PSITTACIN BEAK AND FEATHER DISEASE / PBFD PADA BURUNG

PSITTACIN BEAK AND FEATHER DISEASE / PBFD PADA BURUNG
Mendengar namanya saja asing ditelinga kita. nah disini akan saya jelaskan menganai penyakit ini. Berbeda dari sebelumnya mengenai psittacosis dan Snot (Infectious Coryza ) yang disebabkan bakteri, untuk PBFD ini disebabakan oleh virus Circoviridaei. disini saya tidak akan membedakan antara beda bakteri dan virus yang pasti dari segi ukuran, cara hidup dan penularan berbeda.
Apakah itu PBFD?
adalah kepanjangan dari Psittacine Beak and Feather Disease yang merupakan penyakit yang disebabkan virus circo yang menyerang burung kelompok paruh bengkok seperti lovebird kakaktua, parkit, macaw dan lain sejenisnya. virus ini menyerang paruh dan bulu pada burung paruh bengkok

Penularan?
Virus Circo psittacine adalah virus terkecil dikenal mampu menyebabkan penyakit, di hanya 16 nm (nanometer) diameternya. Infeksi telah diidentifikasi pada spesies burung lain (dan juga terjadi pada mamalia seperti babi), tapi tampaknya hanya spesies burung paruh bengkok yang sangat terpengaruh. Virus lebih suka membagi sel, dan dengan demikian akan menyerang jaringan burung muda. Ini berarti kulit, bulu, paruh, kerongkongan , serta organ-organ sistem kekebalan tubuh seperti timus, bursa kloaka, dan sumsum tulang. Kerusakan ini terakhir hasil jaringan depresi dari sistem kekebalan tubuh dan dengan demikian kerentanan terhadap infeksi sekunder dengan virus lain / rentan penyakit lain setelah terinfeksi virus ini. Infeksi pada bulu dan paruh akan menghasilkan cacat khas dalam pertumbuhan mereka.
Virus ini sangat stabil di lingkungan, dan dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dalam debu bulu, kotoran, atau bahan sarang. Infeksi dapat menyebar dengan mudah oleh karena terhirup debu yang terinfeksi bulu atau kotoran kering, atau konsumsi tinja terkontaminasi atau sekresi tanaman. Hal ini dilakukan pada pakaian, mangkuk makan dan perjalanan kotak atau kandang. 

Gejala Klinis?
Masa inkubasi dan gejala klinis yang dihasilkan oleh virus ini sangat bervariasi, tergantung pada dosis infektif (jumlah virus yang menginfeksi burung), dan umur burung paruh bengkok dan tahap perkembangan bulu pada saat infeksi. Secara umum, burung berusia lebih dari 3 tahun jarang rentan, tetapi kasus-kasus bisa dan memang terjadi pada burung yang lebih tua jika berat . Dalam remaja (terutamadalam pemeliaraan manusia) burung dengan sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang, masa inkubasi antara infeksi dan perkembangan penyakit mungkin sesingkat 14-28 hari, dan penyakit akan menjadi semakin parah .Pada burung yang lebih tua, inkubasi bisa berbulan-bulan, dan tanda-tanda klinis yang berbahaya dan kronis. Perjalanan penyakit yang sangat bervariasi dan burung pembawa shedding virus yang umum.Oleh karena itu sulit untuk menghilangkan virus dari populasi yang terinfeksi, dan kebanyakan semua terinfeksi kalau satu terinfeksi.

Pola penyakit yang berkembang?
Peracute -
kematian mendadak tanpa tanda-tanda sebelumnya penyakit pada anak  yang baru menetas, kakatua paling sering dan beo abu-abu Afrika.
Akut -
terutama masih di sarang atau burung sangat muda selama fase pertama mereka pertumbuhan bulu. Biasanya ada kehilangan paruh bawah, dengan menghasilkan paruh hitam mengkilap pada unggas yang paruh biasanya berwarna abu-abu berdebu. Mungkin ada abnormal berwarna bulu (misalnya putih dalam biasanya hitam Vasa burung beo, merah muda di Grey Afrika). Unggas yang terkena menjadi tenang dan tertekan, dan dengan penampilan yang umumnya 'kotor'. Banyak diare, dan semua akan menyebar dengan parah ,diperparah penyakit lanjutan krn bakteri atau jamur lain
Kronis -
ditemukan pada burung yang lebih tua, dengan sistem kekebalan sudah berkurang dengan hilangnya bulu dan deformitas meningkat setiap burung molting. Paruh dan cakar menjadi rapuh, nekrotik, dan cacat. Kehilangan bulu pada akhirnya akan mempengaruhi seluruh tubuh, termasuk kepala, sedangkan memetik beo akan memiliki bulu kepala normal. Penyakit ini selalu fatal, namun individu dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun
Carrier -
burung menunjukkan tanda-tanda klinis dari penyakit ini, tetapi secara aktif terinfeksi dan menyebarkan virus untuk menginfeksi burung lain. artinya dalam tahap ini burung sebagai penyebar tapi blm terinfeksi parah. Biasanya burung dewasa, dan umumnya budgerigars, kakatua, dan cockatiels.

Pengobatan?
Saat ini tidak ada obat untuk penyakit ini . Beberapa paruh bengkok mampu 'eksis' selama bertahun-tahun dengan infeksi alias berpenyakitan dgn virus ini. Banyak upaya telah dilakukan untuk menghasilkan vaksin untuk mencegah penyebaran infeksi, namun sampai saat ini (2015), ini belum berhasil. Beberapa dokter hewan telah disuntikkan interferon (obat anti-virus) ke paruh bengkok  muda pada tahap awal infeksi, dengan beberapa keberhasilan yang terbatas, ketika menggunakan interferon yang berasal dari unggas. Vaksin yang tersedia interferon yang berasal dari kucing tidak berhasil.

Melengkapi dengan vitamin, mineral, dan probiotik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh akan membantu, dan pengobatan infeksi sekunder
Unggas yang terinfeksi atau positif pembawa virus harus dimusnahkan, dan semua kandang dan peralatan secara menyeluruh dan berulang disterilkan. penggunaan desinfektan juga membantu mengurangi penyebaran virus ini. karena virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh maka setelah terkena virus ini biasanya penyakit lain ikut muncul sehingga usaha-usaha yang dapat dilakukan sebelum parah seperti tadi disampaikan yaitu pemberian pakan berkualitas bersih dan juga vitamin yang cukup serta kebersihan kandang yang terpenting

sumber : google.com , omkicau.com , theparrotsocietyuk.org , avianbiotech.com

PSITTACOSIS PADA LOVEBIRD

PSITTACOSIS PADA LOVEBIRD
Akhir-akhir ini saya dengar banyak sekali kasus LB sakit, LB muyung, LB lesu dan juga LB snot. Sayapun beberapa waktu yang lalu mengalami kasus serupa dengan diagnosis LB saya : seperti lesu, nafsu makan berkurang walaupun makan seperti masih normal, mata berair dan sedikit bengkak. Sudah saya coba pengobatan tetas mata untuk burung, super n dan pemberian vitamin agar LB saya mau makan dan tidak lesu dan ternyata selama 2 minggu tidak kunjung sembuh. Menurut rekan di LLI saya coba periksakan di dokter hewan di daerah cimahi di puskeswan (pusat kesehatan hewan) setara puskesmaslah kalo manusia. Menurut dokter hewan Dr irfan LB saya terdiagnosis
psittacosis dan bukan snot. di Sini saya khusus membahas psittacosis apakah itu ?
PSITTACOSIS PADA LOVEBIRD
Apa psittacosis?
Psittacosis adalah penyakit menular biasanya ditularkan ke manusia dari burung paruh bengkok. Burung dalam keluarga burung paruh bengkok, atau psittacines, termasuk burung lovebird, macaw, budgerigars (parkit), dan cockatiels. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Chlamydophila psittaci .

Siapa yang psittacosis?
Karena penyakit ini disebarkan oleh burung dalam keluarga burung paruh bengkok, itu kadang-kadang ditemukan pada pekerja toko hewan peliharaan,penghobi, dan orang-orang yang telah membeli burung yang terinfeksi. Ini juga dapat ditemukan di peternak lovebird, parkit atau falk.

Bagaimana psittacosis menyebar?
Psittacosis biasanya menyebar dengan menghirup debu dari kotoran kering dari sangkar burung dan kontak langsung dengan burung. Bahan limbah di kandang burung mungkin tetap menular selama berminggu-minggu seperi alas kotoran atau serbuk sarang atau sisa bekas kulit biji milet pakan.

Apa saja gejala psittacosis?
Pada manusia, gejala demam, sakit kepala, menggigil, hidung mengeluarkan darah kental dan kadang-kadang pneumonia/ gangguan paru-paru dan sesak. Beberapa orang mungkin hanya mengalami sakit ringan seperti flu, atau tidak menunjukkan penyakit sama sekali. Pada burung, gejala termasuk nafsu makan yang buruk, penampilan kusut, mata atau hidung berair bengkak dan diare. Kadang-kadang, burung bisa mati karena psittacosis.

Seberapa cepat setelah infeksi Gejala muncul?
Masa inkubasi biasanya berkisar 5-19 hari

Apa pengobatan untuk psittacosis?
Antibiotik seperti tetrasiklin atau doksisiklin sering diresepkan untuk mengobati orang yang terinfeksi.

Apa yang bisa menjadi efek dari tidak sedang dirawat karena psittacosis?
Jika tidak diobati, penyakit ini dapat parah, dan bahkan mengakibatkan kematian baik burung maupun orang.

Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran psittacosis?
Jika burung disimpan sebagai hewan peliharaan, membersihkan kandang sering sehingga feces tidak menumpuk, mengering dan menjadi udara. karantina burung yang telah melakukan kontak dengan burung lain di luar rumah / yg terkontak dengan yang sakit karena kemungkinan sudah terinfeksi untuk mengurangi kemungkinan burung-to-burung menyebar. Konsultasikan dengan dokter hewan untuk semua penyakit burung. Jika seseorang mengembangkan tanda-tanda psittacosis, berkonsultasi dengan dokter dan menyebutkan kontak burung ke dokter.

Nah dari paparan di atas psittacosis adalah penyakit mematikan baik itu burung atau pada manusia tapi jangan khawatir dengan pola hidup yang sehat bakteri ini dapat mati dan menyebar. tips-tipsnya :
  1. selalu rutin bersihkan kandang dan jangan biarkan kotoran feses / bekas pakan menumpuk
  2. semprot kandang dengan desinfektan seperti byclean runtin untuk mematikan kuman dan juga mencegah persebarannya
  3. kalau ada yang terinfeksi segera pisahkan karantina jauh dari burung lain
  4. ketika terinfeksi , pengobatan yang efektif memakai antibiotik dosis burung dan juga pemberian vitamin dan pakan yang bersih dan untuk sementara jangan di jemur langsung dibawah sinar matahari langsung

semoga info ini membantu
sumber : google.com , helath.nv.gov

Cara Mencegah dan Mengobati Snot Pada Lovebird

Cara Mencegah dan Mengobati Snot Pada Lovebird
Musim penghujan telah tiba, biasanya banyak breeder yang mengeluh karena burung lovebird peliharannya terserang Snot. penyakit ini cukup berbahaya karena selain menyerang bagian mata biasanya juga menyerang pada bagian pernafasan dan bahkan bisa berujung kematian jika tidak segera ditangani dengan cara yang tepat.

Snot , satu kata yang tak asing dikalangan penghobi dan peternak lovebird. Pada bagian lain saya bahas penyakit psittacosis. Antara Snot dan Psittacosis serupa tak sama tapi kebanyak peternak dan penghobi menyamakannya. Sesungguhnya dua penyakit itu beda dan yang membedakannya jenis bakteri yang menginfeksi kalau psittacosis adalah Chlamydophila psittaci , kalau snot adalah Hemophilus gallinarum
Cara Mencegah dan mengobati snot
Cara Pencegahan Snot untuk Lovebird
Pertama tama burung / unggas / lovebird yang sakit snot dipisahkan dari kandang (kelompok)  yang sehat. jika tetap berada pada kandang yang sama di khawatirkan burung yang sudah terkena snot akan menularkan penyakitnya kepada burung yang sehat. Kandang dan lingkungan harus selalu dalam keadaan bersih. Usahakan dalam kandang terkena sinar matahari. Bangkai yang mati  dibakar atau dikubur. penggunakaan cairan desinfektan dengan disemprot di daerah kandang juga dapat mematikan penyebaran bakteri

Cara Pengobatan Snot untuk Lovebird
Obat kimia yang bisa digunakan antara lain:Sulfatiasol. Sulfadimetoksin. Streptomisin. Sulfametasin. Sulfamerasin. Eritromisin. Vibravet (soluble powder) dengan takaran 4 gram dicampur 1 liter air minum, diberikan 4 - 5 hari (dianjurkan peracikan hanya oleh dokter hewan karena kalau dilakukan sendiri dan dosis tidak tepat mengakibatkan resiko lanjutan atau mati) . Untuk obat luar bisa menggunakan tetes mata khusus hewan / untuk manusia tapi dengan dosis yang rendah dahulu. Pemberian vitamin agar nafsu makan bertambah juga diperlukan seperti tertachorl.

jadi snot itu bukanlah sekedar penyakit mata biasa yang bisa disembuhkan oleh obat tetes biasa, tapi diperlukan juga antibiotik untuk menghilangkan virusnya.

Semoga dengan cara cara seperti diatas burung lovebird kita dapat disembuhkan dan kembali sehat

Salam Breeder Lovebird Lover

sumber : google.com , bertani.wordpress.com

Penyakit Snot Pada Lovebird

Penyakit Snot Pada Lovebird
Musim penghujan telah tiba, biasanya banyak breeder yang mengeluh karena burung lovebird peliharannya terserang Snot. penyakit ini cukup berbahaya karena selain menyerang bagian mata biasanya juga menyerang pada bagian pernafasan dan bahkan bisa berujung kematian jika tidak segera ditangani dengan cara yang tepat.

Apakah snot ini?
Infectious Coryza adalah nama kedokteran untuk Snot. Organisme penyebabnya ditemukan pertama kali oleh Beach pada tahun 1920. penyakit ini umumnya timbul di musim penghujan atau ada kaitannya dengan kondisi lingkungan kandang yang dingin dan lembab. Penyebabnya adalah bakteri Hemophilus gallinarum. Snot menyerang smua jenis unggas baik itu ayam maupun burung.
Penyakit Snot pada Lovebird
Penularan Snot?
Penularannya melalui media  kontak langsung antara unggas satu dan lain / lovebird satu sama lain lewat udara, lewat peralatan kandang, makanan dan minuman yang tercemar bakteri Hemophillus gallinarum

Gejala Klinis?
Pembengkakan dan busung pada muka dan mata sehingga lovebird sering menurutup mata bahkan dalam keadaan parah muncul selaput menutupi mata dan bengkak hingga seolah-olah mata membesar mau keluar. Rongga hidung mengeluarkan lendir kental yang lengket dan berbau busuk . kadang bersin-bersin dan mengguncangkan kepala untuk mengeluarkan cairan hidung. Kelopak matannya menjadi lengket. Nanah pada mata berbau busuk yang dapat mengerak disekitar lubang hidung dan mengkeju disekitar lubang hidung dan sinus.Getah radang dalam trachea dan bronchi dapat menghasilkan bunyi ngorok.Nafsu makan dan minum menurun sehingga terjadi penurunan produksi. Pernapasan cepat, sering kali dibarengi diare dan lovebird dapat menjadi kerdil.  Perubahan Pascamati Selaput lendir hidung dan sinus / pilek mengalami peradangan yang akut. Peradangan katar (bengkak luar biasa) selaput mata. Busung bawah kulit pada muka dan tulang..

Dengan kondisi seperti yang dijelaskan diatas apakah lovebird kesayangan kita yang terkena snot masih bisa disembuhkan ?? pastinya bisa, asalkan burung yang terkena snot belum terlalu parah

Adapun untuk pengobatannya dabat di baca di artikel selanjutnya

Salam Breeder Lovebird Lover


sumber : google.com , bertani.wordpress.com

Menjaga Kebersihan Kandang Lovebird

Menjaga Kebersihan Kandang Lovebird
Dalam beternak lovebird kondisi sangkar / kandang sangat berpengaruh pada produktivitas burung kesayangan kita, tata letak juga kebersihan kandang harus sangat diperhatikan oleh sang pemilik burung. jangan sampai kita memiliki burung yang mahal tapi akhirnya burung tidak mau berproduksi karena kandang yang kotor malah akhirnya mati karena terserang penyakit karena kandang yang kotor tersebut.
Menjaga Kebersihan Kandang Lovebird
Kondisi sangkar / kandang yang tidak higienis merupakan tempat berkembangbiak bibit penyakit, mulai dari virus, bakteri, jamur, dan parasit seperti tungau dan cacing.

Begitu juga kandang yang beralas tanah atau kandang yang diletakkan di luar ruangan mudah menjadi tempat berbiak bakteri dan cacing parasit. Bibit penyakit ini bisa menjadi agen penyakit melalui kotoran dan sewaktu burung bersolek / didis, jika kandang di luar ruangan dibiarkan dalam kondisis terbuka tanpa atap pelindung.

Genangan bekas air minum yang tumpah atau wadah pakan yang kotor dengan mudah menarik jamur dan bakteri untuk berkembang biak. Begitu pun dengan kotak sarang yang kotor, yang terbuat dari kayu, dapat menarik perhatian tungau.

Tanda-tanda lovebird yang positif terkena tungau antara lain sering menggaruk serta mengalami gangguan keseimbangan, karena tungau juga mengakses bukaan (cuping) telinga.

Karena itu, menjadi kewajiban bagi setiap penangkar dan pemilik burung untuk selalu menjaga kebersihan kandang / sangkar, kotak sarang, serta wadah pakan dan air minum. Idealnya, kandang / sangkar dan semua aksesoris di dalamnya dibersihkan sehari sekali. Jika tidak sempat, bolehlah dua hari sekali.

Lebih baik lagi, setiap minggu sekali, kandang / sangkar dan aksesorisnya disucihamakan dengan disemprot menggunakan desinfektan khusus burung agar terbebas dari bakteri dan virus.

Jika ingin menjadi peternak sukses dan menghasilkan banyak burung yang berkualitas dengan harga tinggi, maka jangan menyepelekan masalah perawatan terutama kebersihan kandang. karena walaupun burung diberi pakan yang bernutrisi tinggi tapi jika kandang tempatnya beraktifitas sehari hari itu kotor justru lebih memudahkan lovebird kesayangan kita terserang penyakit.

Salam Breeding Lovebird Lover

Kalsium untuk Lovebird

Kalsium untuk Lovebird
Sebagian besar burung peliharaan juga kekurangan mineral kalsium (Ca). Persentasenya cukup mencemaskan, karena hasil penelitian menunjukkan 98% burung peliharaan, baik burung lomba, burung rumahan, maupun burung dalam penangkaran, mengalami kekurangan mineral yang sangat penting ini. Artinya, dari 100 ekor burung yang kita pelihara, hanya dua ekor yang tidak mengalami defisiensi kalsium.
Kalsium untuk lovebird
Kalsium memiliki keterkaitan erat dengan vitamin D ( kalsiferol). Sumber vitamin D dari bahan pangan antara lain telur, kedelai, dan beberapa jenis ikan seperti salmon dan tuna. Selain itu, vitamin D juga dapat diproduksi secara alami oleh tubuh makhluk hidup ketika terkena sinar matahari, khususnya pada pagi hari.

Jika lovebird kekurangan vitamin D, maka tubuhnya tidak dapat menyerap kalsium secara sempurna, meski pakan yang dikonsumsinya sudah mengandung cukup kalsium. Akibatnya, dalam jangka panjang, burung bisa mengalami gangguan pada tulang dan otot, serta memicu terjadinya egg binding induk betina.

Pada lovebird, kasus defisiensi kalsium sering terjadi pada induk betina yang over-produksi, dan kandangnya tidak pernah mendapatkan kecukupan sinar matahari. Karena itu, bagi para penangkar, sebaiknya kandang diatur posisinya sedemikian rupa sehingga setiap pagi bisa terkena sinar matahari.

Demikian pula bagi lovebird yang sering dilombakan maupun sekadar penghibur di rumah, seyogianya dijemur  setiap pagi. Banyak sekali manfaat penjemuran burung di pagi hari.

Pemberian suplemen yang mengandung kalsium bisa mengatasi berbagai gangguan kesehatan tersebut. Akan lebih baik lagi jika kalsium disajikan dengan kombinasi vitamin D. Sebab, percuma memberikan kalsium kalau burung kekurangan vitamin D, karena tubuh tak bisa menyerap kalsium secara sempurna.

Untuk memenuhi kebutuhan Kalsium pada lovebird bisa didapat dengan pemberian Grit, tulang sotong bahkan cangkang telur, kita bisa mencoba dari beberapa opsi tadi disamping pemberian multivitamin yang sudah tersedia dalam kemasan yang banyak di jual di toko burung terdekat di kota anda.

Vitamin A untuk Lovebird

Vitamin A untuk Lovebird
Semua nutrisi atau zat gizi dalam pakan sangat penting bagi burung, apapun jenis burungnya. Bahkan lemak, yang kerap dihindari karena bisa berakibat kegemukan, juga tetap penting. Tanpa lemak, burung pasti akan kurus. Lemak akan disimpan di bawah kulit, sebagai cadangan energi jika burung sewaktu-waktu kekurangan karbohidrat. Yang menjadi persoalan, bagaimana mengatur pakan agar kandungan lemaknya tidak berlebihan.
Secara umum, nutrisi terdiri atas energi metabolisme (kalori), karbohidrat, lemak dan asam lemak, protein dan asam amino, serat kasar, berbagai jenis vitamin, dan aneka mineral. Hampir semua nutrisi biasanya sudah terkandung dalam pakan bijian yang biasa dikonsumsi lovebird, meski vitamin dan mineral belum tentu cukup karena ragamnya sangat banyak.

Vitamin dan mineral banyak terdapat dalam sayuran dan buah-buahan yang menjadi extra fooding (EF) bagi lovebird, sekaligus untuk menutup lubang-lubang kekurangan jenis vitamin dan jenis mineral tertentu. Tapi, seperti ditulis dalam beberapa artikel terdahulu, ada dua jenis vitamin yang perlu diwaspadai kecukupannya, yaitu vitamin A dan vitamin D. Sedangkan mineral yang perlu diwaspadai adalah kalsium (Ca).

Berdasarkan berbagai hasil penelitian, sebagian besar burung peliharaan selalu kekurangan vitamin A dan D, serta mineral kalsium (silakan cek artikelnya di sini). Padahal, burung sudah mendapat pakan utama maupun pakan tambahan yang pasti juga mengandung vitamin dan mineral, meski kecukupannya belum terjamin.

Nah, kasus defisiensi yang paling sering terjadi pada lovebird adalah kekurangan vitamin A. Dampaknya, kulit burung menjadi kering, bersisik, dan mudah mengalami iritasi. Bahkan, jika defisiensi vitamin A terlalu parah, iritasi bisa terjadi terus-menerus akibat kulit terasa gatal atau kering sehingga burung mengatasinya dengan mencabuti bulu-bulu di lokasi kulit yang mengalami iritasi tersebut.

Jika dibiarkan tanpa tindakan, maka kondisi ini bisa membuat lovebird memiliki kebiasaan buruk, yaitu terus mencabuti bulunya karena merasa “nyaman” dengan kondisi ini. Akibatnya bisa ditebak, bulu-bulu akan sulit tumbuh kembali, bahkan untuk waktu yang sangat lama.

Dampak ikutan lainnya adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh burung, karena lapisan pelindung bulu-bulu halus dan lendir mudah masuk ke saluran pernafasan. Burung pun menjadi lebih rentan tertular infeksi virus dan bakteri, dan bisa berujung pada pneumonia.

Pada kasus yang parah, burung mengalami disfungsi hati yang ditandai dengan melunaknya komposisi keratin pada paruh, kuku, serta permukaan paruh atau kuku. Akibatnya, paruh dan kuku menjadi bersisik, kasar, dan retak-retak. Terkadang paruh akan tumbuh terus hingga menumpuk, sehingga diperlukan pemotongan secara terus-menerus.

Akibat defisiensi vitamin A, bulu-bulu lovebird menjadi botak karena sering dicabuti.
Karena itu, pemberian pakan dengan nutrisi cukup dan seimbang menjadi salah satu unsur penting dalam perawatan burung paruh bengkok, khususnya lovebird. Tanpa mengesampingkan vitamin lain, nampaknya pemberian pakan yang kaya vitamin A harus selalu diperhatikan.

Kebutuhan vitamin A bisa didapatkan melalui pemberian buah-buahan berwarna merah, oranye, dan kuning. Bisa juga dengan memberikan sayuran yang memiliki warna hijau gelap, serta minyak ikan.
Untuk mengatasi burung yang kekurangan vitamin A, misalnya dengan gejala klinis sering mencabuti bulunya, maka bisa dilakukan penyuntikan vitamin A secara langsung melalui kulitnya. Namun, jujur saja, metode yang biasa dilakukan di negara Barat ini mungkin dianggap belum lazim di Indonesia. Hal ini seperti vaksinasi pada burung yang masih dianggap “aneh” di negeri ini.

Solusi lain adalah rutin memberikan asupan vitamin dari luar (maksudnya selain dari pakan utama dan pakan tambahan), yang bisa diberikan 3 – 5 kali seminggu. Ada produk multivitamin yang berbentuk cair, serta ada pula yang berbentuk tepung.

PENANGANAN BURUNG OBESITAS ATAU NGELEMAK

PENANGANAN BURUNG OBESITAS ATAU NGELEMAK
Obesitas atau Ngelemak merupakan kondisi dimana fisik burung mengalami kegemukan, berlemak melebihi batas normal sehingga menimbulkan timbunan lemak dekat anus.
PENANGANAN BURUNG NGELEMAK
INDIKASI TERKENA OBESITAS.
1.  Bila anda tiup / sibak bulu disekitar area pangkal ekor atau perut atau dada, kulit yang terlihat akan berwarna kuning. Kuning yang kita lihat ini adalah tibunan lemak berlebih. Sedangkan pada burung yang sehat, kulit tersebut berwarna merahmuda.
2.  Terdapat benjolan disekitar pangkal ekor, dekat kloaka, dan perut. Bila ditekan, rasanya agak kenyal seperti jelly, dan berwarna kekuningan.
3.  Burung sangat rakus, tetapi malas bergerak.
PENANGANAN BURUNG OBESITAS ATAU NGELEMAK

SOLUSI DAN PENANGANAN OBESITAS.
1.   Mengurangi pakan bijian dan menggantinya dengan voer atau sayuran (namun pilih yang rendah karbohidrat dan gula).

MITOS : Millet putih saja tanpa ada makanan lain, jangan ditambah Canary Seed dapat mengobati burung obesitas.
FAKTA : Semua bijian menganduk lemak yang lebih bila dibandingkan sayuran, termasuk juga Millet! Diet tanpa sayuran sama saja melukis tanpa kuas.

2.   Usahakan burung beraktivitas sebanyak mungkin, agar kalori yang tersimpan pada tubuhnya tersalurkan dan tidak ditimbun menjadi lemak. 
Bisa dengan menambahkan mainan, ataupun memperluas ukuran kandang.
Biasanya breeder yang menggunakan kandang koloni jarang menemukan burungnya yang berlemak.
MITOS : Burung rajin dijemur akan mengurangi kadar lemak dari obesitas.
FAKTA : Lemak tidak akan hilang dengan dipanasi! Kalau iya seperti itu, tempat Fitness tidak bakal laku, yang laku mungkin orang gemuk berjemur di pinggir jalan.
Dijemur dan berolahraga/aktivitas berat sama-sama mengeluarkan keringat, tapi dijemur bukan membakar kalori, yang ada malah burung Anda kena heatstroke, sudah sulit bernafas, kepanasan pula! lebih parahnya lagi burung bisa dehidrasi.

KESIMPULAN
Obesitas memang bisa berdampak fatal, walaupun sepertinya hal yang sepele. Walaupun obesitas merupakan hal yang dianggap "umum" pada masalah kesehatan gizi. Temukanlah makanan yang tepat dan aktivitas yang tepat pula pada burung Anda.


sumber : Grup Facebook Lovebird Lover Indonesia
https://www.facebook.com/groups/301695919994311/permalink/350814391749130/

Penyebab dan Resiko Burung Obesitas / Berlemak

Penyebab dan Resiko Burung Obesitas / Berlemak
OBESITAS (KEGEMUKAN) pada burung Lovebird atau banyak orang menyebut kondisi ini dengan NGELEMAK

Obesitas atau Ngelemak merupakan kondisi dimana fisik burung mengalami kegemukan, berlemak melebihi batas normal sehingga menimbulkan timbunan lemak dekat anus. hal ini tentu saja mengganggu kesehatan burung kesayangan kita dan juga mengurangi fertilitas nya. lantas mengapa obisitas ini dapat terjadi ??
Burung Obesitas

PENYEBAB OBESITAS

Obesitas atau Ngelemak disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1.   Overfeeding atau terlalu banyak makan.
2.   Kurangnya energi yang dibuang, biasanya terjadi pada burung yang malas bergerak dan kurang aktif.
Pada habitat aslinya di hutan, burung banyak menghabiskan energi untuk beterbangan, mencari makanan, dan aktivitas lainnya.
Ketika burung dipelihara di rumah, dengan disediakan banyak makanan dan sempitnya ruang gerak, ini adalah pemicunya.
3.   Nutrisi tidak seimbang, dimana asupan kalori mereka sangat banyak, terutama karena kandungan lemak pada bijian, kuaci, kacang-kacangan.
Buah-buahan yang mengandung banyak gula-pun kurang baik bila terlalu sering diberikan.
Penyebab dan Resiko Burung Obesitas / Berlemak

RISIKO KARENA OBESITAS

1.   Lipoma, suatu kondisi dimana terbentuk seuatu benjolan layaknya tumor jinak, namun sebetulnya ini hanya jaringan lemak yang membesar.
Biasanya Lipoma terbentuk pada bagian dada dan perut.
2.   Malfungsi hati, karena hati terbungkus oleh jaringan lemak. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan paruh dan kuku yang cepat memanjang (ovegrown), kurangnya nafsu makan, ataupun kecenderungan pendarahan yang banyak ketika terjadi luka.
3.   Gangguan pernafasan, ketika lemak terakumulasi, kantung udara di dalam tubuh burung menjadi menyempit sehingga burung kesulitan bernafas walaupun tidak sedang kelelahan.
4.   Gangguan reproduksi, mengurangi kemampuan dan kemauan burung untuk bereproduksi, dan sangat rentan terjadi egg binding (telur sulit keluar).
5.   Mempersingkat usia, karena obesitas sangat berdampak buruk pada kesehatan.

Lantas bagaimana cara menangani burung lovebird yang sudah terlanjur obesitas ?? apakah kondisi ini dapat disembuhkan ?? untuk solusi dan penanganannya : SOLUSI LOVEBIRD NGELEMAK


sumber : Grup Facebook Lovebird Lover Indonesia
https://www.facebook.com/groups/301695919994311/permalink/350814391749130/

PERKEMBANGAN PARUH BURUNG YANG TIDAK NORMAL

PERKEMBANGAN PARUH BURUNG YANG TIDAK NORMAL
Harus kita ketahui, paruh yang tidak normal dapat menyebabkan kesehatan burung terganggu.
Normalnya, paruh bagian atas (disebut juga Rhinotheca) tumbuh lebih besar dan lebih panjang, serta menutup paruh bagian bawah (disebut juga Gnatotheca).
PERKEMBANGAN PARUH BURUNG YANG TIDAK NORMAL
Pada umumnya, kelainan berdasar bentuk paruh pada keluarga burung Parrot (Parruh Bengkok) dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Overgrown
Kelainan yg paling umum terjadi pada Lovebird, hal ini terjadi apalabila paruh bagian atas, tumbuh terlalu memanjang diluar batas normal
Untuk paruh normal, biasanya burung mengasah (membentuk dan mengikis) secara rutin dengan cara menggigit sesuatu, termasuk juga saat makan, ataupun sengaja menggesekan paruhnya pada permukaan yg kasar.

Alasannya bermacam-macam, mulai dari burung yg malas/tidak aktif (apalagi ketika burung sedang sakit/stress), nutrisi tidak seimbang, dll.
Solusinya, kita sendiri harus memotong bagian yg dianggap terlalu panjang dengan menggunakan gunting kuku.

Lakukan sedikit demi sedikit, mulai dari ujung paruh. Hati-hati, harus sedikit demi sedikit agar paruh tidak tertekan terlalu kencang dan akhirnya membuat keretakan.
Jangan pula terlalu pendek, karena 2/3 dari bagian paruh (mulai dari pangkalnya) memiliki pembuluh darah.

2. Scissor Beak
Kelainan ini jarang terjadi pada Parrot ukuran kecil, namun lebih sering terjadi pada Macaw dan Kakaktua (Parrot besar).
Bentuk paruh seperti ini terlihat seperti saling menggunting dan antara paruh atas dan paruh bawah tidak saling menutup sempurna. Hal ini disebabkan oleh genetis/turunan, teknik meloloh dan belajar makan yg salah, defisiensi kalsium, infeksi bakteri, dll.

3. Prognathism
Merupakan kelainan yg berkebalikan dengan Overgrown, yaitu paruh bagian atas tertahan oleh paruh bagian bawah.
Penyebabnya bisa karena kesalahan indukan ketika meloloh piyiknya, sehingga paruh atas piyik terlalu tertekan ke dalam.
PERKEMBANGAN PARUH BURUNG YANG TIDAK NORMAL
Kasus lain, awalnya normal dan tidak langsung seperti ini.
Ketika paruh atas mengalami seperti pengeroposan di bagian luar seperti infeksi oleh jamur/bakteri, lambat laun hancur memendek pada ujung paruhnya, dan akhirnya lbih pendek dari paruh bawah.

Karena paruh bawah tidak tertahan keatas, lama-lama semakin mencuat. Untuk mengantisipasi ketiga hal tersebut, alangkah baiknya apabila kita menyediakan asupan nutrisi yg cukup.

Selalu sediakan mainan, bilah kayu, atau apapun yg sekiranya aman untuk digigit, karena secara tidak langsung mereka mengikis paruhnya sendiri.



sumber :
https://www.facebook.com/groups/301695919994311/permalink/350179671812602/
Copyright © Lovebird Lovers Indonesia . All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design