Pecinta Burung Lovebird Indonesia

Ternak Lovebird dengan Poligami

Ternak Lovebird dengan Poligami
Poligami dalam ternak lovebird
Idealnya 1 jantan dan 3 betina

Meski di alam liar Lovebird dikenal sebagai burung setia alias monogami, bukan berarti seekor lovebird jantan dalam penangkaran tidak bisa dibiakkan dalam kehidupan poligami. Sudah ada beberapa penangkar lovebird yang berhasil menerapkan perkawinan poligami, antara lain Om Joni, pemilik Fiqrillah Farm di Sumenep.
Ternak Lovebird dengan Poligami
Ternak lovebird model poligami harus menggunakan kandang battery / soliter.
Tujuan beternak lovebird model poligami tentu saja untuk menghemat jumlah pejantan yang bakal digunakan untuk mengawini induk betina. Secara teoritis, induk jantan mampu mengawini hingga 4-5 ekor induk betina, dengan persentase fertilitas yang tetap prima.

Bahkan, berdasarkan pengalaman Om Joni, rasio ideal jantan dan betina dalam perkawinan poligami pada lovebird adalah 1 : 3. Jadi, seekor pejantan mengawini tiga induk betina.
Tetapi model poligami di sini tidak seperti peternakan ayam kampung, di mana seekor pejantan akan dicampur dengan beberapa ekor betina dalam satu kandang. Jika model ini dilakukan pada lovebird, maka burung jantan hanya mau mengawini satu betina saja, dan muncul sifat aslinya sebagai burung monogami.

Poligami tidak bisa diterapkan pada kandang kandang koloni.

Seleksi indukan:
  • Induk jantan minimal berumur 8 bulan.
  • Induk betina minimal berumur 1 tahun, atau sudah memasuki masa birahi.
  • Karena induk jantan akan mengawini 3 induk betina, maka kualitasnya mesti bagus terutama untuk lovebird suara.
  • Induk betina juga diusahakan memiliki kualitas suara yang bagus, kalau orientasi ternaknya fokus ke ngekek panjang.
  • Apabila orientasinya mencetak lovebird warna eksotik, lebih baik jika 3 induk betina memiliki warna yang berbeda-beda, sehingga bisa menghasilkan anakan yang makin bervariasi.
Selain menghemat jumlah induk jantan, keuntungan ternak lovebird model poligami adalah kita bisa memprediksi warna anakan lovebird, berdasarkan warna induk jantan dan warna induk betina yang akan dikawinkan.

Persiapan kandang ternak:
  • Persiapkan tiga unit kandang ternak, sesuai dengan jumlah induk betina. Selain itu, siapkan pula 1 unit kandang ternak untuk induk jantan.
  • Kandang induk betina bisa disusun secara berjajar. Adapun kandang induk jantan diletakkan agak jauh dari kandang betina, kalau perlu jangan sampai terlihat.
  • Untuk memudahkan identifikasi, masing-masing kandang betina diberi nomor, misalnya 1, 2, dan 3; atau A, B, dan C.
  • Setiap kandang induk betina dilengkapi dengan wadah pakan, air minum, tenggeran, serta kotak sarang dari bahan triplek.
  • Kotak sarang diletakkan di salah satu sudut kandang. Masukkan bahan sarang ke dalamnya, tetapi secukupnya saja.
  • Tebarkan pula bahan sarang ke dasar kandang induk betina. Bahan sarang dapat berupa ijuk halus, daun cemara kering, atau bahan sarang lainnya. Bahan inilah yang akan diambil induk ketika hendak bertelur, untuk dimasukkan ke kotak sarang.
  • Pakan utama yang diberikan adalah campuran millet putih, gabah, dan canary seed.
  • Pakan tambahan / extra fooding (EF) berupa jagung muda, daun sawi putih, kwaci (biji bunga matahari), dan tulang sotong.
    Ternak Lovebird dengan Poligami
Pergiliran perkawinan poligami
Berikut sistem pergiliran poligami pada ternak lovebird, sebagaimana dilakukan Om Joni selama ini:
  • Setiap pagi, mulai pukul 06.00 hingga 07.00, induk jantan dimasukkan ke kandang betina dan itu dilakukan secara bergiliran.
  • Misalnya, pertama kali dimasukkan ke kandang betina-1 mulai pukul 06.00. Namun satu jam kemudian, induk jantan diangkat dan dimasukkan lagi ke kandangnya sendiri.
  • Keesokan harinya, induk jantan kembali dimasukkan ke kandang betina-1, dalam waktu yang sama pula (06.00 – 07.00). Setelah itu dikembalikan lagi ke kandangnya. Begitu seterusnya, sehingga induk jantan selama 4 hari berturut-turut berada di kandang betina-1, meski hanya selama 1 jam.
  • Hari kelima, induk jantan dimasukkan ke kandang betina-2 dalam rentang waktu pukul 06.00 hingga 07.00. Setelah itu dikembalikan ke kandangnya sendiri. Hal ini berlaku selama 4 hari berturut-turut.
  • Selanjutnya, induk jantan dimasukkan ke kandang betina-3, dalam rentang waktu yang sama dan selama 4 hari berturut-turut pula.
  • Jadi selama 12 hari nonstop, induk jantan akan selalu mendampingi induk betina, meski satu jam saja. Ketika campur dengan induk betina, induk jantan mampu mengawini pasangannya secara sempurna.
  • Beberapa hari atau minggu setelah kawin, masing-masing induk betina akan bertelur. Kalau telur menetas (meski hanya pada 1-2 induk betina saja), berarti perkawinan poligami sukses. Kalau tak ada satu telur pun yang menetas, ada dua kemungkinan yang terjadi: induk jantan tak pernah mengawini betinanya, atau induk jantan memang infertil.


Sumber: Tabloid Agrobur No 757 – Minggu I Desember 2014
Semoga bermanfaat.


Mengenal Lutino Personata

Mengenal Lutino Personata
Selamat Pagi dan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa untuk para Lovebird Lovers yang menjalankannya. Kali ini kita akan mencoba membahas sedikit tentang Lutino dari jenis personata.

Teman - teman sesama Lovebird Lover mungkin sudah tidak asing lagi dengan Lovebird jenis Lutino. Ketika ditanya seperti apa itu Lutino, (hampir) semua serempak menjawab : "Itu lhoo yang kuning ngejreng kepala merah ngalung sampe dada dan bermata merah kaya habis kecolok,, hehehe,,".
Tetapi ketika ditanya : "Lutino jenis / spesies apa itu Bro?...".
Apa jawaban anda ??

Memang kebanyakan yang beredar diantara para breeder adalah mutasi Lutino Sable dari jenis Ficshery. tetapi ternyata mutasi Lutino ini terdapat pula pada jenis personata. kok bisa ?? ya bisa lah....
Lutino Personata
Lutino Personata dan jenis lain pada Lovebird Kacamata mutasinya bersifat resesif, dan bisa diwariskan ke keturunan setelahnya secara genetis (split/trah).

Ngobrol bareng Komunitas Lovebird Lover Indonesia kali ini kita coba mengenal Lutino dari jenis Agapornis Personatus, atau dikenal dengan sebutan Dakocan / Kepala Hitam yang memang spesies Lovebird yang sangat umum di Indonesia.

Tahukah Anda, Lutino yang umum diperjual belikan di kita mayoritas dari jenis Lutino Fischeri ataupun Lutino Hybrid.

Semakin merah, semakin merata ke bawah, semakin dicari.
Tidak demikian dengan CIRI FISIK Lutino Personata.

Bedanya, warna kemerahan di kepala Lutino Personata, tidak setajam warna merah pada Lutino Fischeri, dan areanya pun hanya sebatas di kepala tanpa menyebar ke bagian dada. Di bagian pangkal ekor (tungir, atau disebut juga rump), Lutino Personata berwarna kuning polos, tanpa ada warna putih seperti pada Lutino Fischeri.
Lutino Personata

Lutino Personata

Lutino Personata
Jadi, tidak semua Lutino yang bagus itu merah menyala, menyebar (ngalung) sampai dada. Bila Anda penggemar jenis Personata, maka Si Pucat ini yang terbaik! tapi tetap perlu dicatat dan diingat baik -baik, kalo lutino itu harus lah bermata merah



Sumber : Grup Facebook Lovebird Lover Indonesia
https://www.facebook.com/groups/301695919994311/305083319655571

Racikan Pakan Lovebird Juara

Racikan Pakan Lovebird Juara
RACIKAN CAMPURAN OLAHAN PAKAN BIJI-BIJIAN LOVEBIRD

Mungkin para LoveBird Lover’s di luaran sana sudah banyak yang tahu juga soal racikan ini, atau mungkin juga ada yang tidak setuju menggunakan racikan ini, karena sempat juga saya ngobrol dengan salah satu Breeder LB kelas Kakap (bermodal gede..he..he).
Racikan Pakan Lovebird Juara
Bahwa bagi dia LB di alam bebasnya memakan makanan apa adanya tanpa di olah terlebih dahulu, nahh.. bagi dia biji-bijian (Milet Merah/Putih, Kwaci, Canary Sheet, dll.) tidak perlu dicuci atau diolah terlebih, biarkan saja apa adanya. Nahh..ya itu tadi kembali ke prinsip dan metode ternak/pemeliharaan LB masing masing serta tentunya
kemampuan masing-masing LoveBird Lover’s. Misal :
  • Yang berkantong tebal, sanggup-sanggup saja membeli pakan/obat-obatan/vitamin yang terkenal bagus dan harga mahal, bahkan yang import sekalipun.
  • Yang berkantong pas-pasan seperti saya ini, selalu ingin mencoba dan mencoba, dengan prinsip selagi ada yang murah dan cocok buat LB saya kenapa tidak saya coba dan sebisa mungkin meminimalisir penggunaan bahan-bahan kimia.
Tanpa ada niatan dari saya untuk menggurui, hanya sekedar sharing saja dan kebetulan ada member KLI yang meminta untuk di share. Maka saya akan mencoba sharing racikan olahan pakan biji-bijian yang selama ini saya gunakan, saya gunakan sejak pertama kali saya memelihara LB sekitar awal tahun 2010 dan sampai sekarang masih saya gunakan. 

Mengingat kondisi hawa di rumah tempat saya memelihara LB, cuacanya agak lembab, dikelilingi oleh pohon dan bambu dan curah hujan di Bogor yang juga cukup tinggi.

Beberapa orang di Bogor pun sudah mencoba racikan pakan yang saya share kepada mereka, yang mungkin juga sudah mereka modifikasi sendiri, disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Biji-bijian yang akan diracik disesuaikan dengan kebutuhan masing, diproses secara tersendiri, dengan maksud agar fleksibel dalam pencampuran nantinya.
Sebagai contoh untuk peracikan 25Kg milet putih, saya biasanya mengunakan bahan dan takaran sbb :
  1. 1 Kg Jahe (dicuci bersih)
  2. ¾ Kunyit (dicuci bersih)
  3. ¾ Kencur (dicuci bersih)
  4. 5 Butir Telur Bebek atau Ayam Kampung (Ambil kuningnya saja)
  5. 1 Box Madurasa (Madu Murni lebih baik)
Cara Pengolahan :
  1. Bahan 1,2 dan 3 diparut, kemudian peras airnya dan buang hampas nya.
  2. Cuci bersih milet, kemudian tiriskan.
  3. Tambahkan air secukupnya pada bahan 1,2 dan 3, kira-kira milet 25Kg terendam semua dan sempurna.
  4. Sebelum air perasan Bahan 1,2 dan 3 di tuangkan ke Milet, tambakan dulu kuning telur dan Madu serta aduk hingga merata.
  5. Rendam milet menggunakan cairan racikan tadi, kemudian tutup wadah rendaman. Waktu pengerjaan sebaiknya mulai direndam sekitar jam 19.00 sampai pagi hari sekitar jam 06.00
  6. Kemudian tiriskan/saring airnya. Kemudian jemur di matahari terik hingga mengering.
  7. Pakan siap digunakan
Hal ini dapat juga dilakukan pada pakan biji-bijian lainnya, seperti Kwaci, Milet Merah, Canary Sheed, dll., dengan porsi bahan racikan disesuaikan.

Sekali lagi, tidak ada maksud dari Saya untuk menggurui, hanya sekedar berbagi ilmu dan pengalaman yang saya miliki sebagai titipan dari Allah SWT, wajib bagi saya untuk berbagi kepada orang lain selama mereka membutuhkan. Dan saya tidak berani meng-klaim bahwa racikan yang saya gunakan ini pasti cocok juga jika diterapkan pada orang lain. Silahkan dinilai sendiri nantinya, jika kurang monggo ditambahkan.

SEMOGA BERMANFAAT
Salam KLI,

MGS BF

Sumber : Komunitas Lovebird Indonesia

Mengenal Slaty Blue

Mengenal Slaty Blue
Slaty Blue.

Berbicara tentang mutasi lovebird selalu menjadi hal yang menarik, selain berbicara tentang harga tentunya,, hehehe. Mutasi dan Species adalah dua hal yang berbeda, tetapi kebanyakan dari kita menamai lovebird hanya dari mutasi nya saja dan terkadang melupakan species nya. contoh sederhananya jika ada lovebird berwarna kuning terang dan bermata merah kita pasti langsung menamainya dengan Lutino Mata Merah tanpa tahu sebenarnya Lutino tersebut masuk kedalam Lutino Fichery atau Lutino Personata.

Banyaknya  mutasi warna pada Lovebird menjadi sebuah daya tarik tersendiri untuk kita para Lovebird Lovers. Selain mutasi yang sudah familiar seperti pastel, albino, lutino sebagainya adapula mutasi lain yang jarang dikenal oleh para penghobi. salah satunya adalah mutasi lovebird slaty blue yang kebanyakan terdapat pada lovebird Ficshery dan personata.

Salah satu jenis mutasi pada Lovebird seri biru yang jarang kita lihat dibanding mutasi lainnya selain Misty adalah Slaty.

Dikenal juga dengan sebutan Steel Blue, Slaty merupakan mutasi yang bersifat dominan.
Bila dilihat, sepintas mirip dengan Mauve tetapi nampak nuansa kebiruan. Pada bagian perut pun warnanya bukan kelabu seperti Mauve, tetapi mirip dengan warna cangkang telur bebek atau telur asin.

Lovebird slaty ini masih jarang ditemukan sehingga harganya pun cukup tinggi. Menurut saya pribadi lovebird slaty ini mirip dengan lovebird mauve namun warnanya lebih pudar. Bagian dadanya juga hampir sama yaitu warna biru keabu-abuan. Warna lehernya putih, kalau ngalung putih artinya lebih jelas dan ini terjadi pada lovebird slaty perso.

Warna sayap lovebird slaty juga biru-keabu-abuan. Ada yang bilang kalau lovebird slaty ini seperti lovebird Mauve. Pada bagian perutnya warna kelabu cangkang telur bebek (telur asin). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah.

So, jangan sampai salah indentifikasi ya, antara Slaty, Misty, dengan Mauve.

*Credits to original photo uploader.
Slaty Blue

Slaty Blue

Steel Blue

Steel Blue


Sumber : Grup Facebook Lovebird Lover Indonesia dengan beberapa tambahan untuk penyesuaian
https://www.facebook.com/groups/301695919994311/permalink/330073273823242/

Lutino NSL dan Lutino SL

Lutino NSL dan Lutino SL
Karena yang dibahas memiliki persamaan, yaitu mengenai Albinisme (mutasi Ino), maka artikel mengenai dua mutasi tersebut Saya gabung saja.
Untuk perbedaan antara kedua, silahkan simak penjelasan dibawah.
Namun sebelumnya, secara umum kita bahas dahulu mengenai Albinisme.

1. ALBINISME
Albinisme terjadi ketika kandungan pigmen Eumelanin benar-benar hilang secara total.
Albinisme terbagi dalam 2 golongan, yaitu Sex Linked Ino (SL Ino) dan Non Sex Linked Ino (NSL Ino).
Dampak dari mutasi ini adalah menjadikan tampilan fisik burung nampak "Bule".
Tidak hanya tampilan bulunya saja, namun pada mata, kaki, dan kuku juga turut terkena dampak dari mutasi tersebut.
Ketika mutasi Ino terjadi pada burung Seri Hijau, maka terciptalah Lutino.
Ketika mutasi Ino terjadi pada burung Seri Biru, maka terciptalah Albino.
Ketika mutasi Ino terjadi pada burung Seri Parblue, maka terciptalah Creamino.
Agar lebih menarik dan variatif, Anda dapat mengombinasikan mutasi Ino dengan mutasi lain.

2. NSL INO
NSL Ino pertama kali terjadi pada spesies Nyasa, lalu ditransmutasi ke Personata.
Lalu dari Personata ke Fischeri dan Blackcheeked. Jadi NSL Ino ini mutasinya terdapat pada Lovebird golongan Eyering/kacamata saja.
Mengapa disebut NON SEX LINKED INO?
Penyebabnya adalah karena sifat dari pewarisan mutasi ini adalah resesif dan TIDAK TERKAIT KELAMIN.
Maksudnya? Jantan maupun betina, memiliki kans dan mekanisme mewariskan yang sama kepada keturunannya.
Lutino NSL
Contoh:
  • Jantan Lutino x Betina Hijau (tanpa split) = apapun jenis kelamin anaknya, Hijau split Ino.
  • Jantan Hijau (tanpa split) x Betina Lutino = apapun jenis kelamin anaknya, Hijau split Ino.
Walaupun ditukar, hasilnya sama saja toh? Karena tidak terkait kelamin.

3. SL INO
Mekasime mutasinya hampir sama saja dengan NSL Ino, namun bedanya SL Ino ini terjadi pada spesies Roseicollis (nonklep).
Mengapa disebut SEX LINKED INO?
Penyebabnya adalah karena sifat dari pewarisan mutasi ini adalah resesif dan TERKAIT KELAMIN.
Maksudnya? Jantan dan betina memiliki kans dan mekanisme berbeda dalam mewariskan yang sama kepada keturunannya.
Lutino SL
Contoh:
  • Jantan Lutino x Betina Hijau (tanpa split) = anak JANTAN pasti HIJAU SPLIT INO, dan anak BETINA pasti LUTINO.
  • Jantan Hijau (tanpa split) x Betina Lutino = anak JANTAN pasti HIJAU SPLIT INO, dan anak BETINA pasti HIJAU tanpa split.
Perbedaan dalam penentuan jenis kelamin indukan, bisa sangat berpengaruh pada mutasi anakannya nanti, dan jenis kelaminnya bisa ditebak.
Jadi, pemilihan induk sangat berpengaruh banyak dalam hasil yg didapat nantinya.


Sumber :
https://www.facebook.com/groups/lovebirdsloversindo/permalink/454537361376832/

Deteksi gangguan pernafasan pada burung

Deteksi gangguan pernafasan pada burung
Deteksi gangguan pernafasan pada burung
PEMICU GANGGUAN PERNAFASAN
Deteksi gangguan pernafasan pada burung
AMONIA
Setiap kotoran / feces burung, juga manusia dan mamalia, pasti mengandung amonia. Amonia dalam kotoran burung dipicu oleh kandungan protein dalam pakan serta extra fooding (EF) seperti kroto, jangkrik, ulat hongkong, dan serangga lainnya.

Jika kotoran burung dibiarkan menumpuk dan tidak segera dibersihkan, maka kadar amonia menjadi tinggi. Ketika burung menghirup udara, maka sangat dimungkinkan amonia pun ikut terhirup. Makin tinggi kadar amonia dalam kandang / sangkar, makin banyak pula amonia yang ikut terhirup.

Persoalan makin pelik jika Anda memelihara burung dalam sangkar, dan sangkar dikerodong ketika kotoran masih menumpuk. Akibatnya, makin banyak pula amonia yang terhirup burung. Hal ini juga berlaku pada burung yang dipelihara dalam kandang, apalagi dengan ventilasi udara minim, bahkan jarang terkena sinar matahari, dan kotoran sering dibiarkan menumpuk.

Nah, amonia yang terhirup akan mengiritasi saluran pernafasan burung, menyapu silia, dan merusak mukosa di permukaan saluran pernafasan. Dampaknya, produksi lendir menjadi berlebihan.

Amonia juga dapat mengakibatkan iritasi pada konjungtiva mata, sehingga sistem pertahanan tubuh burung terganggu. Konjungtiva adalah membran / selaput tipis dan bening yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan dan menutupi bagian depan sklera (bagian putih mata) burung.
Jadi burung akan mengalami gangguan pernafasan yang bukan disebabkan bibit penyakit, melainkan akibat menghirup amonia secara berlebihan. Nafasnya akan terdengar (ngorok), sebab banyak lendir di saluran pernafasannya.

Jika burung mengalami kondisi seperti ini, secara fisik ia terlihat sehat. Bahkan ada beberapa burung yang tetap moncer saat berlomba, tetapi pada malam hari terdengar suara ngorok. Burung memang tidak sakit, “hanya” mengalami gangguan pernafasan akibat banyak menghirup amonia dari kotoran yang dibiarkan menumpuk.

Biasanya, kondisi seperti itu tidak berlangsung lama. Sebab, pada dasarnya sistem pertahanan tubuh di saluran pernafasan sudah sangat lemah. Apabila beberapa organ pernafasannya sudah rusak, bibit penyakit yang terbawa udara pun mudah sekali menempel pada saluran pernafasannya.

Akibatnya, burung tidak hanya sekadar mengalami gangguan pernafasan akibat menghirup amonia, tetapi benar-benar terserang salah satu dari tujuh jenis penyakit pernafasan. Maka, selain ngorok, akan muncul gejala lain berupa batuk dan bersin.
Solusi:
  • Jika ada waktu, biasakan membersihkan bagian dasar sangkar dua kali sehari: pagi dan sore.
  • Jika tak sempat, setidaknya kotoran dibersihkan setiap pagi.
UDARA BERDEBU
Udara yang terhirup burung, juga manusia dan mamalia, pasti mengandung partikel debu berukuran super kecil (mikron). Partikel debu yang terkandung dalam udara ketika dihirup rata-rata berukuran 1,0 – 5,0 mikron. Adapun yang mampu disaring bulu getar (silia) pada rongga hidung burung hanya partikel berukuran 3,7 – 7,0 mikron. Jadi, ada beberapa partikel debu yang akan masuk ke saluran pernafasan lebih dalam, mulai dari larynx, trakea, bronkus, bronkiolos, parabronkus, paru-paru, dan kantung udara.

Jika udara sangat berdebu, maka jumlah partikel yang terhirup pun makin banyak. Dampaknya sama seperti amonia, yaitu akan merusak silia dan mukosa pada permukaan saluran pernafasan burung. Akibatnya, produksi lendir menjadi berlebihan sehingga membuat burung mengalami gangguan bernafas, ditandai dengan suara ngorok. Jika terus dibiarkan, sistem pertahanan tubuh burung pada saluran pernafasan juga akan melemah, sehingga penyakit pernafasan yang sesungguhnya akan muncul.

Solusi:
  • Jika memelihara burung dalam kandang, terutama penangkar, cermati kondisi lingkungan di sekitar kandang saat terjadi embusan angin cukup kencang. Jika terlihat banyak debu beterbangan, segera sirami halaman tersebut. Hal ini biasa terjadi pada siang hingga sore hari.
  • Jika burung dipelihara dalam sangkar, yang digantang di dekat lingkungan yang mudah berdebu, hal ini juga bisa disiasati dengan sering-sering menyiram halaman sekitarnya.
SUHU DAN KELEMBABAN
Idealnya, suhu lingkungan di sekitar kandang / sangkar burung sekitar 25 – 28 ºC, atau sekitar satu derajat di bawah suhu kamar (29 ºC).

Salah satu tengara untuk mengamati udara yang terlalu panas bagi burung adalah melihat caranya ia mengambil nafas. Jika udara terlalu panas, maka burung akan lebih sering membuka paruhnya untuk menghirup udara.

Kalau kondisi tidak memungkinkan, misalnya kita tinggal di daerah panas, maka pengaturan ventilasi dapat membantu menciptakan kesejukan pada burung yang ada dalam kandang / sangkar. Apalagi jika di dekat kandang / sangkar terdapat pepohonan yang rindang.

Adapun kelembaban ideal sekitar 60 – 70 %. Anda dapat menggunakan hygrometer yang ditempel di dekat sangkar / kandang. Jika kelembaban menurun hingga di bawah 50%, Anda dapat menyemprot air ke dasar lantai dan dinding kandang, maupun halaman di sekitar kandang.

Jika memelihara burung di dalam sangkar, yang kebetulan digantang di tempat yang kelembabannya kurang dari 50%, segera pindahkan sangkar ke tempat yang lebih teduh. Dapat juga menyemprotkan air dari sprayer ke tubuh burung.

Menjaga kelembaban udara juga sangat penting. Jika kita lalai, dan membiarkan kelembaban udara drop hingga di bawah 50%, dampaknya antara lain menyebabkan membran mukosa saluran pernapasan, termasuk sinus, menjadi kering. Akibatnya aktivitas silia terhambat. Peluang partikel debu dan bibit penyakit masuk pun makin besar.
Semoga bermanfaat.

Sumber : Komunitas Lovebird Indonesia

Hasil Silangan Warna Lovebird

Hasil Silangan Warna Lovebird
PEROLEHAN  WARNA  TERNAK  LOVEBIRD
hasil silangan warna lovebird
Tulisan   ini  saya  buat  sebatas   pengalaman  pribadi  selama  ternak  LB.
INDUK   BETINA  +  PEJANTAN  =  WARNA  ANAKAN  YANG   DI HASILKAN
  1. Hijau  standart  +  hijau  standart  =  1. Hijau  standart (mayoritas),   2. Pastel  hijau.
  2. Hijau  standart  +  biru  dakocan = 1. hijau standart (mayoritas),  2. Hijau  dakocan,  3. pastel  hijau.
  3. Hijau   standart  +  Hijau   Dakocan  = 1. Hijau  standart (mayoritas),  2.  Hijau  dakocan.
  4. Hijau   standart  +  pastel   kuning  =  1. Hijau  standart (mayoritas)  2. pastel   hijau.
  5. Biru   dakocan + Biru  dakocan = 1. Biru  dakocan ( mayoritas ), 2. Pastel biru,    3. Pastel  putih.
  6. Biru  dakocan + Hijau  standart = 1. Hijau  standart (mayoritas),  2. Pastel  hijau  3. Pastel  hijau  kepala  emas,  4.  Hijau   dakocan.  
  7. Biru  dakocan  + hijau  kepala  emas = 1. Hijau  standart,  2.  Hijau  kepala  emas,  3.  hijau  dakocan.
  8. Biru  dakocan  +  Hijau  Dakocan  = 1. Biru dakocan,  2. Hijau  dakocan
  9. Biru  dakocan  +  Pastel  Hijau  =  1. Hijau  standart,  2.  biru  dakocan,   3.  pastel   hijau,  4.  hijau  dakocan.
  10. Biru  dakocan  + pastel   kuning  =  1.  Hijau  standart,  2. Hijau  dakocan.
  11. Biru  dakocan  + violet = 1. Biru   dakocan,  2.  violet
  12. Violet  +  Biru  dakocan  =  1. violet,  2.  Biru  dakocan.
  13. Biru  kepala  elang  +  Pastel  Hijau  =  1.  Biru,   2. pastel  hijau
  14. Hijau  dakocan + hijau   standart = 1. hijau  standart,  2.  hijau  dakocan.
  15. Hijau  dakocan  +  Biru  dakocan  = 1. Biru  dakocan,  2. Hijau  dakocan,  3. Pastel  Kuning,  4. Pastel   hijau,   5.  Pastel  Biru,    6.  Pastel   Putih.
  16. Hijau  dakocan  +  Hijau  dakocan  = 1. Hijau  dakocan,  2. Biru  dakocan,  3. Pastel  hijau,  4. Pastel  biru,   5. biru  dakocan.
  17. Hijau  dakocan  + pastel  Hijau  = 1. Hijau  standart,  2.  Pastel  hijau,  3. Hijau  dakocan.
  18. Pastel  Hijau  +  Pastel   biru  =  1.  Pastel  Hijau,  2.  Pastel  biru.   
  19. Pastel  kuning + Pastel  kuning = 1. Pastel kuning (mayoritas ),  2. Pastel  hijau,  3.  Hijau  standart,   4. LUTINO,  5. Biru  dakocan. 6. Pastel  Putih.
  20. Pastel  kuning  + Pastel  Hijau = 1. Pastel  kuning,  2.  Pastel   hijau,  3. hijau  standart,  4. Biru   dakocan   5. hijau  dakocan,  6. Hitam   7. Pastel  Putih,   8. Pastel   Biru.
  21. Pastel  kuning  +  Biru  Dakocan =  1. Biru  dakocan,  2.  hijau  dakocan.
  22. Pastel  kuning  +  hijau  standart = 1. Hijau  standart
  23. Hitam  +  hitam  =  Hitam
  24. Hitam  +  Hijau   standart =  1.  Hijau  standart,   2.  Hijau  dakocan.
  25. Hitam  +  Pastel  Hijau  =  Pastel   hijau
  26. Hitam  +  Pastel   Putih =  Violet
  27. Hitam  +  Biru  dakocan  =  masih  dalam   proses ( he  he  he  )
  28. Pastel   Putih  +  Hijau  standart = 1. Pastel   kuning,  2. Pastel  Hijau,  3. Hijau  standart.
  29. Pastel Putih + pastel  putih = 1. Pastel  putih,  2. Pastel  kuning,  3. Pastel  hijau,  4.  biru  dakocan. 
Sekali  lagi, tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi. Tetapi uraian diatas tentunya tidak belaku mutlak terhadap setiap pasangan lovebird, karena banyak faktor yang mpengaruhi terjadinya mutasi warna pada anakan. diantaranya adalah faktor dominan dan resesef masing-masing gen yang dibawa oleh setiap pasangan burung, juga faktor riwayat asal muasal warna burung itu sendiri.

Saya ambil contoh warna hijau dakocan ( kepala  hitam ) dan pastel kuning / hijau, warna warna tersebut bisa sangat banyak menghasilkan variasi warna. Karena berdasarkan riwayat seperti uraian di atas, warna - warna tersebut juga banyak dihasilkan oleh berbagai macam pasangan. Kemudian apabila ada rekan-rekan yang memiliki pengalaman lebih, monggo silahkan ditambahkan pengalamannya untuk saling berbagi dan memberi motivasi kepada rekan rekan lain yang berniat untuk beternak  LB

Cara Isolasi dan Karantina Burung Baru

Cara Isolasi dan Karantina Burung Baru
Pada saat membeli/mendapat burung baru, kita selayaknya sadar bahwa hadirnya burung baru dilingkungan ternak kita dapat menimbulkan resiko yang cukup berat bahkan dapat berakibat fatal
Masalah/resiko yang mungkin timbul dengan adanya burung baru  antara lain:
Cara Isolasi dan Karantina Burung Baru
1. (untuk) Burung yg baru :
    a.  Stress karena perjalanan & lingkungan baru.
    b.  Ketularan penyakit  dari unggas laen selama diperjalanan (Cargo)
Stress ini dapat menimbulkan turunnya daya tahan tubuh burung dapat memicu timbulnya sakit baik yang diperoleh dalam perjalanan atau terbawa dari tempat asal atau bahkan sumber penyakit yang telah diidap oleh burung tersebut selama ini (carrier).

2. (untuk) Burung yang sudah ada:
Penularan jenis penyakit dan atau parasit baru yang dibawa burung baru 
Untuk mengatasi hal tersebut perlu  dilakukan tahapan "Isolasi atau Karantina".

Isolasi / Karantina
umumnya dilakukan  pada burung yang baru datang Tujuan :
  1. Memulihkan kondisi burung baru dari 'stress" akibat perjalanan
  2. Mengkondisikan burung baru dengan lingkungan baru
  3. Memastikan burung baru adalah burung "sehat" untuk digabung dengan penghuni lama
  4. menekan kemungkinan penularan     penyakit (patek, snot, mencret dsb)    parasit  (cacing & kutu)   
Yang dilakukan selama karantina umumnya adalah : 

1.  Isolasi lingkungan :   
Biasanya ditempatkan terpisah dari burung lama dengan memperhatikan arah angin  bertiup   
Perlakuan Kerodong  beberapa waktu (1-2 hari ditempat baru) isolasi dengan kerodong dapat mengurangi stress pada burung baru, burung bisa diharapkan beradaptasi secara bertahap sambil menunggu dianggap sehat untuk bergabung

2.  Perlakuan pada makanan / minuman
Makanan       : jika mungkin + Egg Food   
Anti Stress    : vitamin dengan elektrolit   
Anti biotik    : umumnya antibiotik ber-spektrum luas bisa di-sesuaikan dengan kemungkinan jenis penyakit yang pernah ada ditempat sebelumnya atau gejala sakit yg tampak saat burung datang
Anti parasite : Obat cacing

3.  Perlakuan pada tubuh burung :
Penyemprotan /mandi rendam :  Anti parasit (kutu)
Catatan :
  • cara pemberian obat melalui minuman dapat dilakukan sbb : jika besok pagi akan diberi perlakuan obat, magrib hari ini semua tempat minum dicuci bersih besok pagi di-isi air "obat"
  • untuk merk anti stress, anti biotik, anti kutu silahkan tanya lapak burung terdekat
  • pemberian antibiotik, jangan dicampur dengan vitamin yang mengandung Ca (calsium) jika mencampur sendiri diperhatikan  komposisi kandungan vit-nya Ca akan menghambat kemampuan kerja sebagian besar jenis antibiotik sebaiknya menggunakan antibiotik yang sesuai & sudah mengandung vitamin yang dibutuhkan (silahkan tanya sama toko obat burung
  • Mandi rendam obat kutu (bisa juga rebusan air sirih & serai) sebaiknya dilakukan pada saat hari cerah & burung dalam kondisi fit.
  • Lama karantina setidaknya 14 hari atau disesuaikan dengan kondisi burung & keyakinan pemiliknya bahwa burung baru sudah layak digabung bersama burung lama


sumber :
https://www.facebook.com/notes/lovebirds-lover-balikpapan-east-borneo/isolasi-karantina-burung-baru/188388384644868/


Copyright © Lovebird Lovers Indonesia . All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design