Pecinta Burung Lovebird Indonesia

Tips Hand Feeding Piyik Lovebird

Tips Hand Feeding Piyik Lovebird
Meloloh anakan atau piyik lovebird dengan metode HF / Hand Feeding adalah salah satu trik agar indukan Lovebird dapat kembali bertelur saat piyik masih tahap loloh. Dengan cara ini kita dapat lebih sering memanen anakan Lovebird. Sekarang saya akan berbagi tips tentang HF / Hand Feeding anakan / Piyik Lovebird yang telah dicabut dari indukannya
Tips Hand Feeding Piyik Lovebird

Tips menghindari kontaminasi pakan Hand Feeding :

Beli pakan yg relatif fresh (terutama produk lokal , klo bisa minta yang fresh baru dibuat, beli lah dari produsen yang bertanggung jawab lihat kadaluarsanya
1.     jika serbuk pakan tampak menggumpal, warna  " tidak biasa" -nya kemungkinan telah "rusak" buang aja !
2.     tutup rapat setelah kemasan dibuka & taruh di lemari es.
untuk menghindari kontaminasi & hemat pakan , setelah kemasan pakan dibuka   silahkan dibagi dalam bungkus plastik  kecil @ 100 gram/ bks, kemudian di seal rapat dengan plastic sealer, simpan dalam chiller (kulkas)
-      pakai sesuai kebutuhan
-      perhatikan tanggal kadaluarsa itu adalah batas aman terakhir pakan boleh disimpan.

Tips Persiapan Hand Feeding :

1.     siapkan alat alat yg bersih
2.     air yg digunakan adalah air matang hangat max 40C
3.     Cuci tangan sebelum Hand Feeding
4.     Setelah Hand Feeding  , bersihkan paruh anakan dari sisa pakan Hand Feeding . lap pake tissue
5.     cuci bersih semua per-alat-an Hand Feeding  dan keringkan
6.     ganti alas /wadah anakan , bersihkan -sterilkan brooder jika sdh kotor atau ada anakan yg terserang penyakit .usahakan jangan bicara / ngobrol ketika proses Hand Feeding  anakan.
liur kita yg terciprat masuk wadah pakan bisa merupakan sumber bakteri & jamur

Catatan :

Anakan dengan dubur putih ( kotoran) , segera di -pisahkan (isolasi) dan obati dengan 2 tetes sulfamix / hari dicampur pada pakan Hand Feeding  encer) diobati selama 3-4 hari berturut turut dubur diusap dg gentian violet diulang jika masih putih.


Sumber :
https://www.facebook.com/notes/lovebirds-lover-balikpapan-east-borneo/tip-persiapan-hf-menghindari-kontaminasi-pakan-hf/294186147398424/

Mengatasi Lovebird Gesek Tangkringan

Mengatasi Lovebird Gesek Tangkringan
Mengatasi Lovebird Gesek / Kawin Tangkringan
Solusi tepat mengatasi kasus LoveBird yang berperilaku aneh mengawini tangkringan atau tempat bertengger. Biasanya  LoveBird akan menggesek gesekkan supitnya ke tangkringan. Kebiasaan yang nyleneh ini bisa dilakukan oleh  Lovebird jantan maupun betina. Penyebab kebiasaan ini adalah karena Love bird terlalu over birahi dan tidak ada lawan pasangan untuk kawin. Jadi tangkringan digunakan lovebird untuk melampiaskan birahinya.
Mengatasi Lovebird Gesek Tangkringan

Kebiasaan buruk kawin tangkringan ini kalau tidak segera diatasi maka akan merugikan breeder atau penangkar karena lovebird yang berperilaku jelek ini agak susah disembuhkan akan tambah gawat kalau kita masukkan lovebird yang baru kedalam sangkar yang sama karena lovebird pasangan yang kita masukkan juga bisa ketularan penyakit ini. Akibat ini kalu tidak segera ditangani maka produksi lovebird kita akan menjadi menurun atau tidak kunjung berproduksi.

Tapi bagi peternak yang menjumpai lovebirdnya punya kebiasaan buruk ini tidak usah kuatir. Dengan tips – tips berikut lovebird kita bisa disembuhkan sehingga punya kebiasaan yang baik dan segera berproduksi. Bagaimanakah caranya mengobati Lovebird kawin tangkringan? mari kita simak langkah langkah berikut ini:
1)   Kita Ambil akar dari permasalahannya yaitu terletak pada tangkringan.
Cabut aja tangkringan lovebird, sehingga burung Love Bird akan segera belajar hidup tanpa tangkringan,  walaupun kadang-kadang kita sendiri merasakan kasihan pada si Love Bird, tenang saja setelah love bird sembuh, tangkringan bisa dipasang kembali.
2)  Terapi Burung LoveBird  / Labet Kawin Tangkringan. Silahkan Lakukan terapi untuk Love Bird yang terlanjur suka kawin dengan tangkringan. Caranya adalah sebagi berikut:
a)   Kita Pisahkan Love Bird ini pada Kandang Engkel / Per Ekor, bisa berupa kandang lonjong / bulat.
b)   Kalau tega, kita bisa dicabut tangkringannya sekalian, tapi tenang aja, Love Bird masih bisa tidur pada alas sangkar dan memanjat sangkar.
c)   Mandikan kemudian taruh pada luar ruangan (seperti diangin anginkan) Love Bird beserta kandang pada lingkungan yang bersih dan tidak berdebu beberapa waktu dalam sehari, dengan resep ini bertujuan agar birahi Love Bird akan sedikit demi sedikit menurun.
d)   Jangan pernah jemur pada cahaya matahari karena itu akan membangkitkan birahi si Love Bird
e)   Jauhkan Love Bird dari lingkungan berdebu dan hembusan angin yang tidak bagus, karena bsia memancing penyakit snot.
Terapi ini bisa kita lakukan sampai burung  Love Bird / labet kira-kira sudah sembuh, lalu bisa dicoba lagi dimasukkan ke kandang dengan lawan jenis sehingga dapat diamati kembali pola lakunya.


Sumber :
Komunitas Lovebird Indonesia

Mengenal dan Menangani Lovebird Nyilet

Mengenal dan Menangani Lovebird Nyilet
NYILET  atau MEGABACTERIOSIS
Tulisan ini di-'sari'-kan dari berbagai sumber
saya mah cuman menterjemahkan & meringkas aja
moga mangpaat,..:)
Menangani Lovebird Nyilet
Seringkali para peternak menemukan burung peliharaanya menjadi kurus secara bertahap alias Nyilet. berbagai cara pengobatan sdh dilakukan mulai dari obat cacing, penjemuran, pemindahan lokasi kandang, suplemen makanan( probiotik, spirulina) beragam obat /antibiotik untuk sakit pencernaan & segala cara lain tetapi belum sembuh juga.
 
Nyilet atau Megabacteriosis  adalah penyakit  burung, terutama jenis Love Bird (Agapornis ssp), Parkit (Melopsittacus undulatus) dan burung kenari (Serinus canaria). Dikenal juga sebagai dada kering atau penyakit pisau,  dengan  gejala penurunan berat badan secara bertahap, makin hari makin kurus  (progresif), bisa disertai dengan kematian mendadak pada akhirnya. Burung sakit dicirikan tulang dada menonjol karena hilangnya daging/ massa otot dada. Hewan dalam kondisi parah ada kalanya menunjukkan kesulitan dalam memecah biji dan makan dengan benar.

Di  Eropa Australia dan Amerika Serikat, adanya gejala penyakit (patologi)   serupa secara luas dikenal sebagai "megabacteriosis" menyebabkan  kematian pada burung  dewasa dan burung muda.. Penyakit ini juga telah dilaporkan menyerang burung lain, seperti Lesser Sulphur-kakatua jambul (Cacatua sulphurea sulphurea), cockatiels (Nymphicus hollandicus).
 
Gejala:
Penyakit ini ditandai dengan melemahnya ketahanan tubuh terhadap penyakit (atau morbiditas) tinggi  sedangkan tingkat kematian atau morbilitas yang rendah dengan kata lain, lamaaaaaa mati-nya alias penyakit ini bisa berbulan bulan diidap sebelum mati

Bisa jadi burung mati lebih cepat karena infeksi sekunder karena melemahnya daya tahan tubuh
Gejalanya terjadi pada  saluran pencernaan (gastrointestinal) yang kompleks dan burung menunjukkan penurunan berat badan drastis, dan berlangsung selama berbulan-bulan meskipun yang mereka terus makan dengan lahap.

Gejala lain yang dilaporkan adalah diare dg bulu kotor  di sekitar kloaka dan adanya pakan yg tidak tercerna pada kotoran (feses) dan lendir muntah. Pada kasus yg parah :ditemukan feses/kotoran dengan darah. Penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian mendadak .

Penyebab :
Awalnya, mister Uyttebroek & Ducatelle (1980) menggambarkan struktur yang mirip dengan  jamur pada proventrikulus dari  burung kenari dan parkit/ budgerigars. Para penulis menyimpulkan bahwa  agen etiologi, bertanggung jawab untuk penyakit adalah jamur. Mikrobiologis, megabacteria dicirikan sebagai Gram-positif, PAS positif dan acidophilic pada bakteri noda Giemsa. (accidophilic = bisa bertahan dalam suasana lingkungan asam)

Penulis lain mister Scanlan & Graham (1990) juga melaporkan bahwa agen yang bertanggung jawab untuk penyakit ini adalah bakteri Gram-positif berukuran cukup besar.

Mereka juga menyarankan bahwa megabacterium adalah komponen dari flora pencernaan normal pada beo, karena mereka mendapatkan bakteri ini dari unggas sehat.Diagnosis megabacteriosis dapat dilakukan pada otopsi bangkai (post-mortem), menggunakan kotoran dan / atau usapan lendir proventricular .

Diagnosis Megabacteria mungkin sulit. Tidak semua burung yang terinfeksi melepaskan organisme dalam kotoran mereka, sehingga tes negatif palsu sering terjadi.

Metode yang paling akurat diagnosis  adalah pewarnaan Gram dari mukosa proventricular di nekropsi. Dokter hewan unggas dan laboratorium patologi dapat melakukan tes ini.

Penyakit ini MENULAR ! dengan diam diam

Pengobatan :
bahan aktif : Amfoterisin-B - 2%   ( merk a.l.  : Megabac-S )
Dosis : campur 250 mg dalam 50 ml air suling atau air murni. Atau 1 gram untuk 200 ml air suling atau air murni

Perlakukan terus menerus selama 10 hari. 40g  dapat digunakan untuk perlakuan  230 ekor parkit selama10 hari
 
Waktu perawatan biasanya 10hari, selama ini tidak boleh ada sumber air lain yg disediakan.
Untuk pengobatan dalam cuaca basah dingin atau berkabut, burung harus ditempatkan dalam ruangan.

Air yang mengandung obat harus diganti setiap hari. Lindungi  air obat dari sinar matahari , karena obat akan terurai dengan adanya sinar UV dari matahari.

Jika burung tidak mengkonsumsi/minum air obat sesuai  jumlah yang diharapkan
(6 ml per 100 gram Berat Badan) maka konsentrasi obat harus disesuaikan.

Selama masa pengobatan, kebersihan dan disinfeksi sangat penting untuk keberhasilan pengobatan.

Sumber : 
http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=s1516-635x2000000200008
http://www.thebirdcottage.com/s-megabacs.asp
www.vetafarm.com/index2.asp
http://www.anbc.iinet.net.au/downloads/megabacteria_update.pdf

PROBLEM BREEDING DISAAT MUSIM KEMARAU

PROBLEM BREEDING DISAAT MUSIM KEMARAU
PROBLEM BREEDING DISAAT MUSIM KEMARAU

Musim kemarau sudah berbulan-bulan belum berganti, panas! Sama, namanya juga musim kemarau,, hehehe,, kalau dingin berarti sudah masuk musim penghujan.
Banyak Breeder mengalami masalah breeding yang sama? Yaitu telur gagal menetas?
Sebetulnya di masa kemarau panjang seperti ini, masalahnya hanya di suhu dan kelembaban (itu kalau faktor internal indukan tidak bermasalah lho ya). jangan sampai menyalahkan cuaca jika masalah sebenarnya telur yang gagal menetas ternyata adalah faktor kesuburan indukan.

Akhir-akhir ini pasti masalahnya setelah diteropong telurnya, kondisinya mati di dalam (DIS/dead in shell), baik itu masih menggumpal atau kering matang seperti daging panggang!

Saat kemarau tiba, maka cuaca panas dan penguapan menjadi cepat / banyak, sehingga area sekitar kandang (termasuk sarang) menjadi kering atau tidak lembab.

Nah, si telur ini saat masa inkubasi bukan cuma suhu yang stabil, tapi butuh kelembaban yang pas juga.
SOLUSINYA adalah, rajinlah membasahi area sekitar kandang, khususnya sarang / glodok itu sendiri.
Kalau "ala" Saya, lakukan 3 hal ini :
  1. Saat tengah hari cuaca panas, mandikan / semprot burung kalau sedang diluar sarang. Jangan sampai kuyup juga, secukupnya saja asal basah.
  2. Di dalam sarang/golodok, semprot juga sedikit air. Terkena telurnya tidak mengapa, tapi kalau takut, semprot area yang bukan tempat telur berada.
  3. Kalau Anda kesulitan melakukan nomor 1 dan 2 karena dikolonikan, basahi saja lantai kandang koloni sampai becek. Mandikan burung yang diluar. Lakukan setiap hari.
Kenapa harus main air? Karena air + panas = uap.
Uap = dibutuhkan untuk inkubasi.
Setidaknya, cara ini bisa meminimalisasi kegagalan menetas.

Tips sederhana tapi semoga bisa menjadi solusi masalah para breeder ketika mengalami musim kemarau seperti sekarang ini. semoga tidak ada lagi tragedi piyik mati kering didalam telur.

Happy breeding, guys!
Salam breeder Lovebird Lover
PROBLEM BREEDING DISAAT MUSIM KEMARAU

PROBLEM BREEDING DISAAT MUSIM KEMARAU

PROBLEM BREEDING DISAAT MUSIM KEMARAU


sumber : Grup Facebook Lovebird Lover Indonesia
https://www.facebook.com/groups/lovebirdsloversindo/permalink/480032118827356/

Mengatasi Lovebird Cabut Bulu

Mengatasi Lovebird Cabut Bulu
CABUT BULU DAN SOLUSINYA
Banyak kasus burung Paruh Bengkok mencabuti bulunya sendiri (dikenal dengan istilah Feather Plucking atau Feather Picking), terutama dibagian leher dan dada, atau bagian lainnya.
Tidak langsung berdampak buruk memang bagi kesehatannya sendiri, namun tetap saja kebotakan pada area tubuh tertentu menjadikan tampilan burung kurang elok dilihat.

Kalau di kita, kasus seperti ini pasti ujung-ujungnya satu penyebab, Over Birahi (katanya..), padahal menurut Vet/Dokter Hewan, penyebabnya bisa banyak, antara lain:
  1. Faktor eksternal antara lain infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, kutu, dan parasit. Ketidaknyamanan pada permukaan kulit dan bulu membuat mereka mencabuti bulunya.
  2. Faktor internalnya juga ada, yaitu masalah hormonal dah tingkat stress. Hormonal ketika mereka dalam masa berkembang biak namun tidak menemukan lawan jenis sehingga menimbulkan stress. Bisa juga ketika sedang persiapan bertelur, kekurangan bahan sarang sehingga mereka mencabuti bulunya sendiri agar menjaga suhu sarang tetap hangat.
Nah sekarang solusinya bagaimana? Kapan kita tahu bahwa penyebabnya adalah dari faktor dalam atau luar?

Saya sekalian tulis saja nama mereknya, bukan berarti promosi!
  1. Gunakan shampoo atau obat mandi khusus anti kutu, jamur, dan parasit. Contohnya Kututox atau lainnya. 
  2. Gunakan cairan khusus yang dioleskan pada permukaan kulit, agar terasa saat si burung mencabuti bulu. Misalkan dgn getah bawang merah atau obat merek No Pick produksi Versele Laga.
  3. Ubah lingkungan tempat penangkarannya untuk menurunkan tingkat stress, misal dikolonikan atau diberikan pasangan. Paruh Bengkok adalah burung sosial, bukan burung soliter, interaksi antar sesamanya dapat mengurangi tingkat stress.
  4. Ini yang paling terbaru, pakai kalung anti gigit. Bentuknya mirip (karena memang terinspirasi) dengan kalung corong (Cone Collar) yang biasa dipakai anjing dan kucing pasca operasi agar tidak bisa menggigit dan menjilat bagian tubuhnya. Caranya? bisa pakai mika bekas botol minuman. Silahkan lihat foto ilustrasinya saja.
Mengatasi Lovebird Cabut BuluCABUT BULU DAN SOLUSINYA


Mengobati lovebird cabut bulu


sumber : Grup facebook Lovebird Lover Indonesia
https://www.facebook.com/groups/lovebirdsloversindo/permalink/454206871409881/

Penanganan Lovebird Egg Binding

Penanganan Lovebird Egg Binding
Egg Binding adalah salah satu momok yang menakutkan untuk para breeder tanah air, karena jika dibiarkan dan tidak ditangani dengan serius dapat mengakibatkan kematian. kenapa bisa demikian ?? 

Umumnya Egg Binding terjadi ketika telur yang tidak bisa keluar atau indukan lovebird tidak mampu mengeluarkan telur tersebut. sehingga telur tertahan di dalam perut betina lovebird. kondisi ini mengakibatkan burung menjadi lemas. jika dalam waktu lama telur tidak dikeluarkan ini akan sangat mengganggu kesehatan lovebird tersebut, bahkan jika dalam kondisi terburuk yaitu telur pecah di dalam sehingga mengakibatkan inveksi, hal ini lah yang bisa mengakibatkan kematian indukan.
penanganan lovebird egg binding
Lantas jika indukan kita mengalami egg binding apa yang harus kita lakukan ?? apakah dibiarkan begitu saja atau adakah penangan khususnya ??

Penanganan yang dilakukan umumnya untuk lovebird yang mengalami Egg Binding adalah sebagai berikut :

1.   inject (suntikan) minyak sayur / olive oil yang bersih sebanyak 0.5 ml ke kloaka (dubur), usap perutnya dengan minyak tawon, masukan kandang, kerodong dan dikasih lampu pemanas
inject menggunakan spuit / spet 1 ml tanpa jarum.masukan ujung spet 1-2 ml melalui kloaka / dubur, spet pelan pelan
2.   Siapkan juga air minum berupa  larutan elektriolit bervitamin ( misal Ganavit, FoerteVit atau merk apapun)
3.   Jika 1 x 24 jam , telur tidak keluar, ulang no 1. dan diurut pelan – pelan agar telur kluar. hati hati telur jangan sampai pecah

Jika telur pecah di dalam, kloaka akan terluka dan mudah terinfeksi terlebih lagi pada kasus Egg Binding burung dalam kondisi stress berat dan lemah luka / pendarahan  pada saluran kloaka akan sangat mudah menyebabkan infeksi kuman yang berasal dari usus

Semakin cepat kita mengetahui gejala Egg Binding semakin mudah penanganannya dan semakin kecil pula resiko-nya. Semoga dapat membantu.

Tetap semangat dalam Breeding Lovebird

Salam Breeder Lovebird Lover



Sumber : Fans Page Facebook Lovebirds Lover Balikpapan-East Borneo
https://www.facebook.com/notes/lovebirds-lover-balikpapan-east-borneo/egg-binding-penanganan-egg-binding/201943769955996/

About Par Blue Genetic by Mr Sam Gibb

About Par Blue Genetic by Mr Sam Gibb
It's not possible to truly understand parblue genetics
until one understands how multiple alleles work.
It's a lot to explain in a post.
There's a nice article about the bl locus
in the next 'Agapornis Magazine' from the BVA. 
For the sake of "easier to understand"
I'll call parblue turquoise, which it is.
parblue

Turquoise x turquoise =100% turquoise
Turquoise x green =100% green/turquoise

Turquoise x green/turquoise =
50%chance turquoise
50% chance green/turquoise

Turquoise x green/blue =
50% chance green/turquoise
50% chance TurquoiseBlue

Green/turquoise x green/turquoise =
50% chance green/turquoise
25% chance turquoise
25% chance green 

Green/turquoise x green/blue =
25% chance green/blue
 25% chance green/turquoise
 25% chance TurquoiseBlue
25% chance green

Turquoise x blue =
 100% TurquoiseBlue

TurquoiseBlue x green =
 50% chance green/turquoise
50% chance green/blue
TurquoiseBlue x blue =
50% chance TurquoiseBlue
50% chance blue
TurquoiseBlue x green/blue =
25% chance green/turquoise
25% chance green/blue
25% chance TurquoiseBlue
25% chance blue

TurquoiseBlue x green/turquoise =
25% chance green/turquoise
25% chance green/blue
25% chance TurquoiseBlue
25% chance turquoise

TurquoiseBlue x TurquoiseBlue =
50% chance TurquoiseBlue
25% chance turquoise
25% chance blue

That's virtually all the outcomes possible involving the turquoise(parblue) mutation,
as well as combinations with blue.

Nama Nama Mutasi Roseicollis / Muka Salem

Nama Nama Mutasi Roseicollis / Muka Salem
Standar penamaan internasional jenis2- mutasi lovebird Agapornis Roseicollis:
(istilah-2 lama tidak dipakai disini agar satu bahasa dan seragam)

versi Juli 22, 2013
Ditulis oleh Lawrence Oei utk grup LNKI, dilarang mengkopi sebagian atau seluruh dokumen ini dalam bentuk apapun untuk tujuan komersial.

GREEN = Hijau
Hijau standar, alias wildtype / WT. Terbanyak ditemukan di alam bebas. Topeng berwarna peach (saya tidak tahu Indonesia-nya apa ini, jambon? merah muda tua?), body hijau, sayap terbang hitam dan bulu pantat biru.
Muka Salem hijau
TURQOISE = Biru muka putih
Biru a'la non-klep, dengan muka putih dgn bando oranye minim (10-15% masih ada), dan badan kebanyakan biru dgn sedikit aksen kehijauan. Karena psitacin, penyebab warna oranye/kuning, masih tersisa 10-15%, biru tipe ini disebut"Par-Blue", bukan biru sesungguhnya seperti di tipe kacamata (di mutasi kacamata psitacin hilang 100%)

AQUA = Hijau muka putih
Satu keluarga dengan mutasi biru, tapi dengan muka putih berbando oranye karena psitacin hilang sekitar 50% saja. Juga warna bodi kehijauan.

AQUATURQOISE = Muka putih dengan kombinasi dua diatas
Jika Aqua ditemukan dengan Turqoise, hasilnya adalah AquaTurqoise, yang berwarna diantara kedua mutasi ini, kadang bando oranye ada, kadang tidak ada. Tidak disarankan untuk digabung

DOMINANT PIED = Blorok dominan
Burung dengan pola belang-2, jika pada burung hijau akan keluar hijau dan kuning pada body, hitam dan putih pada sayap. Pada burung biru bisa keluar hijau, biru dan putih pada body dan sayap

RECESSIVE PIED = Blorok recessive
Burung dengan pola belang, meskipun berbeda dengan pola jika jenis dominan. Kebanyakan polanya adalah belang 'besar', jadi satu burung belangnya hanya dua, dengan dominan kuning berbelang kecil2 hijau pada ujung bodinya. Jarang ditemui di Indonesia

INO = Lutino
Burung kuning dengan topeng muka merah, ujung sayap & ekor putih, bermata merah. Terjadi di burung hijau yang kehilangan zat eumelamin 100%

PALLID
Burung kuning semu hijau, terjadi karena hilangnya eumelamin 60% pada seekor burung. Sayap terbang berwarna abu-abu muda. Bulu pantat juga terpengaruh sehingga berwarna biru muda. Topeng muka tetap peach. Kaki dan jari2 kaki dan kuku juga berwarna merah muda. Piyik/anak pallid terlahir dengan mata merah yang akan berubah menjadi coklat setelah kurang lebih seminggu

CINNAMON
Burung hijau bersemu coklat muda, terjadi karena eumelamin yang ada termodifikasi dengan hasil warna yang seharusnya hitam berubah menjadi coklat. Ciri utama adalah sayap terbang yang coklat. Kaki dan jari2 kaki juga berwarna merah muda. Piyik/anak cinnamon terlahir dengan mata merah yang akan berubah menjadi coklat setelah kurang lebih seminggu

BRONZE FALLOW
Burung ini hampir sama penjelasan dengan cinnamon, kecuali dimana cinnamon warna menjadi coklat, di burung ini menjadi coklat ke-abu2-an. Mata burung ini adalah merah, dan kaki berwarna merah muda. Bulu pantat menjadi biru busam

PALE FALLOW
Hampir sama dengan bronze fallow cuman lebih pucat lagi. Dua-dua tipe fallow jarang ditemui di Indonesia.

MARBLED
Di burung marbled terjadi pengurangan melamin di bagian sayap utama dan sayap terbang, yang menjadi belang, sekali di bagian sayap utama, dan sekali di bagian sayap terbang. Juga terjadi pengurangan warna di seluruh tubuh hingga warna tubuh bisa disetarakan dengan warna pastel. Kaki dan kuku berwarna abu2 muda.

ORANGEFACE
Burung hijau yang bertopeng oranye, semua ciri yang lain sama dengan burung hijau standar.

DILUTE
Burung dengan eumelamin yang berkurang 80-90%. Jadinya adalah burung yang hampir kuning dengan pantat biru muda. Kaki, sayap terbang juga menjadi abu2 muda. Jarang ditemui di Indonesia.

PALE HEADED
Di mutasi ini topeng burung menjadi merah muda dengan aksen oranye dan warna hijau di tubuh berubah mendekati warna aqua. Jarang ditemui di Indonesia

OPALINE
Mutasi dimana topeng warna yang sebelumnya hanya ada di bagian depan muka menjadi berputar ke belakang dengan warna yang sama. Di telinga juga ada lingkaran kecil bulu yang keabu2an. Bulu ekor juga berubah warna dimana bagian tengahnya akan mengikuti warna topeng burung yang ada

DARK FACTOR
Mutasi dimana terjadi perubahan struktur pada bulu sehingga warna yang dipantulkan berubah menjadi lebih gelap.

VIOLET
Mutasi dimana warna biru yang ada berubah menjadi violet

Inilah semua mutasi-2 standar dengan nama standar internasional di burung lovebird spesies Agapornis Roseicollis / Peachface Lovebird / Non-klep. Tentunya dari berbagai mutasi standar yang ada ini bisa digabung antara dua atau lebih mutasi sehingga akan menghasilkan berbagai jenis kombinasi mutasi, contoh: OLIVE ORANGEFACE, LUTINO OPALINE, PIED VIOLET, dst dstSemoga bisa membantu dan selamat menikmati. Salam untuk om Yunan Helmi yang mendorong saya untuk menulis ini :P


Sumber :
https://www.facebook.com/notes/lovebird-non-klep-indonesia-lnki/nama2-mutasi-roseicollis/420136911435397
Copyright © Lovebird Lovers Indonesia . All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design