Home » All posts
sekilas cara pengiriman burung Lovebird antar pulau
Ketika Lovebird sudah menjadi sebuah komoditi usaha yang dibilang sexi maka otomatis pasarnya pun akan semakin luas. jika awalnya kita hanya menjual kepada tetangga tetangga sekitar rumah tapi kini tidak menutup kemungkinan kita bisa menjual lovebird ke luar kota bahkan ke luar pulau karena faktanya pecinta burung paruh bengkok ini sudah menyebar ke berbagai daerah di tanah air.
Lantas bagaimana cara mengirimkan lovebird ke luar pulau?? karena lovebird adalah makhluk hidup tidak mungkin dong dikirim menggunakan jasa kirim barang seperti JNE, POS, TIKI dsb....
Jika dipaksakan menggunakan jasa tersebut burung sih mungkin bisa sampai tujuan tapi sudah dalam bentuk bangkai,, hehehe. lantas bagaimana cara mengingim lovebird ke luar pulau ??
SEKILAS cara pengiriman burung Lovebird antar pulau:
Lantas bagaimana cara mengirimkan lovebird ke luar pulau?? karena lovebird adalah makhluk hidup tidak mungkin dong dikirim menggunakan jasa kirim barang seperti JNE, POS, TIKI dsb....
Jika dipaksakan menggunakan jasa tersebut burung sih mungkin bisa sampai tujuan tapi sudah dalam bentuk bangkai,, hehehe. lantas bagaimana cara mengingim lovebird ke luar pulau ??
SEKILAS cara pengiriman burung Lovebird antar pulau:
- minta pengantar dari dinas Peternakan setempat (tarif tergantung kebijakan setempat)
- bawa pengantar ke kantor Karantina Hewan di Bandara adakalanya burung yg mau dikirim hrs dibawa/di perlihatkan (Tarif tergantung kebijakan setempat )
- dibawa via bagasi penumpang (pemilik terbang dg pesawat yg sama & burung masuk bagasi penumpang) burung dibawa cek in - tunjukan surat Karantina burung masuk bagasi (umum nya Max 2 ekor saja) pada saat sampai ditujuan bayar retribusi release di Karantina tujuan (tarif sesuai ketentuan setempat)
- jangan lupa tanyakan ke cargo minimal charge
- umumnya per 10 kg pertama, port to port
- serahkan burung ke Expedisi Cargo + Surat Karantina
- ambil di bandara tujuan di terminal cargo
- release di Karantina setempat
- tanyakan packing yg dipersyaratkan penerbangan ada yang minta kotak/peti kayu, ada g boleh pake kandang besi, dst
jalur resmi tidak sulit selama kita
mau ikut aturan, klo mau mudah cari orang kargo yang biasa urus surat
(burung langka / CITES sebaiknya tidak usah antar pulau, malah bisa disita)
(burung langka / CITES sebaiknya tidak usah antar pulau, malah bisa disita)
semoga manfaat
Salam Sukses Selalu
Salam Sukses Selalu
sumber : Lovebirds Lover Balikpapan-East Borneo
Waktu yang tepat untuk meloloh piyik lovebird
Selama malam sobat LoveBird Lovers lama tidak posting status sekedar mengingatkan saja tentang berapa sering kita harus HF anakan lovebird. Makin muda akan makin sering dilakukan, saya sering sampaikan secara alami indukan akan meloloh anak
nya ketika tembolok anakan mulai kosong atau kosong sama sekali
(pagi hari). Selama siang hari indukan akan terus mencari makan dan meloloh anak-nya, indukan akan berhenti ketika tidak
ada lagi yang bisa dilolohkan. ini terjadi karena hari sudah gelap jadi di malam hari indukan tidak meloloh anaknya terbukti pada pagi hari tembolok anakan (yang sehat ) akan tampak kempes alias kosong kemudian.
Kenapa koq ada LoveBird lover yang sampe begadang hanya untuk meloloh anakan ? sebegitu repotnya kah aktivitas meloloh ? sebegitu dramatiskah ?
- sejatinya tidak serepot itu, yang saya lakukan untuk anakan yang saya angkat dibawah 14 hari bisa mulai HF jam 6 pagi, selang 2-3 jam atau ketika tembolok 1/2 kosong dan terakhir jam 8-9 malam, dengan adonan HF relatif encer.
- Untuk anakan 14 hari & up cukup sehari 3 x sehari saja, pagi, siang & sore atau malam bisa mulai jam 6-8 pagi, 12-14 siang dan terakhir 7-9 malam dengan adonan HF relatif kental
untuk bubur lolohannya sendiri kita bisa membelinya ditoko burung terdekat atau bisa juga membuat sendiri, adapun racikan untuk bubur lolohannya akan saya share di postingan berikutnya.
Catatan : untuk bubur lolohan diusahakan dibuat encer dan tidak terlalu kental, semakin muda usia piyik maka semakin encer pula adonan bubur lolohannya. usahakan selalu memberi makan piyik saat tembolok benar benar kosong karena jika masih ada makanan lalu kita paksakan isi lagi dengan alasan mumpung sempat, sebenarnya agak berbahaya karena makanan yang belum tercerna sempurna lalu ditambah lagi bisa berakibat makanan tersebut mengendap didalam tembolok piyik yang nantinya akan mengganggu sistem pencernaan piyik itu sendiri.
Catatan : untuk bubur lolohan diusahakan dibuat encer dan tidak terlalu kental, semakin muda usia piyik maka semakin encer pula adonan bubur lolohannya. usahakan selalu memberi makan piyik saat tembolok benar benar kosong karena jika masih ada makanan lalu kita paksakan isi lagi dengan alasan mumpung sempat, sebenarnya agak berbahaya karena makanan yang belum tercerna sempurna lalu ditambah lagi bisa berakibat makanan tersebut mengendap didalam tembolok piyik yang nantinya akan mengganggu sistem pencernaan piyik itu sendiri.
Happy Breeding , Happy Birding ,....:D
Sumber : Fans Page Facebook Lovebirds Lover Balikpapan-East Borneo
https://www.facebook.com/Lovebirds-Lover-Balikpapan-East-Borneo-116341295182911/
Memahami Struktur Bulu pada Lovebird
Tahu kah anda seberapa penting memahai feather structure alias struktur bulu pada setiap spesies Lovebird ? Dengan memahami struktur bulu anda akan lebih mudah memahami ciri ciri dari berbagai macam macam ciri lovebird hybrid. Pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2017, Komunitas Lovebird Indonesia (KLI) mengundang Dirk Van den Abeele peneliti, penghobi dan penulis buku dari Belgia sebagai pembicara dalam Seminar yang temanya bertajuk Mutasi Opaline dan Fallow pada Lovebird
Nah, dari salah satu slide presentasi yang paling bikin saya “melek mata” adalah penjelasan tentang struktur bulu pada burung lovebird Fischeri dan Personatus. Pada struktur bulu Green Fisheri pada bagian muka terdapat pigmen psittacin (Psittacin: Pigmen orange, kuning, merah). Faktanya adalah tidak ada pigmen Psittacin yang berwana merah pada struktur bulu pada bagian muka lovebird Fischeri tetapi yang ada adalah pigment Orange (bukan Merah) . Sedangkan pada lovebird spesies Personatus pada bagian mask atau topeng terdapat pigmen psittacin yang berwana merah dan eumelanin. Nah ,dari sinilah terjawab sudah kenapa Lovebird Fischeri untuk burung show atau beauty contest yang dulu kita mememilih burung burung dengan warna bagian muka, dagu dan dada berwarna merah akhirnya bergeser ke orange pekat pada jidat, dagu dan perlahan mengalami degradasi orange cerah diakhiri batas warna kuning tipis pada bagian dada. Kenapa tidak lagi merah ? karena pigmen merah hanya ada pada mask atau topeng spesies Personatus sedangkan pada Lovebird Fischeri yang ada adalah pigmen Orange.
Pada mutasi Opaline Fisheri alias Biola orang orang cenderung lebih memilih burung berkepala merah dari pada orange. Suka atau tidak ? Percaya atau tidak ? Burung tersebut membawa pigmen merah yang hasil crossing dengan personatus. Yang seharusnya warna kepala Opaline Fischeri itu Orange Pekat. Dan kebanyakan Opaline Fischeri bermuka cemong, warna kepala lebih merah pekat.
Salam Breeder Lovebird Lover
Sumber :
Penulis Lovebird Malang Toko Bagong
Nah, dari salah satu slide presentasi yang paling bikin saya “melek mata” adalah penjelasan tentang struktur bulu pada burung lovebird Fischeri dan Personatus. Pada struktur bulu Green Fisheri pada bagian muka terdapat pigmen psittacin (Psittacin: Pigmen orange, kuning, merah). Faktanya adalah tidak ada pigmen Psittacin yang berwana merah pada struktur bulu pada bagian muka lovebird Fischeri tetapi yang ada adalah pigment Orange (bukan Merah) . Sedangkan pada lovebird spesies Personatus pada bagian mask atau topeng terdapat pigmen psittacin yang berwana merah dan eumelanin. Nah ,dari sinilah terjawab sudah kenapa Lovebird Fischeri untuk burung show atau beauty contest yang dulu kita mememilih burung burung dengan warna bagian muka, dagu dan dada berwarna merah akhirnya bergeser ke orange pekat pada jidat, dagu dan perlahan mengalami degradasi orange cerah diakhiri batas warna kuning tipis pada bagian dada. Kenapa tidak lagi merah ? karena pigmen merah hanya ada pada mask atau topeng spesies Personatus sedangkan pada Lovebird Fischeri yang ada adalah pigmen Orange.
Pada mutasi Opaline Fisheri alias Biola orang orang cenderung lebih memilih burung berkepala merah dari pada orange. Suka atau tidak ? Percaya atau tidak ? Burung tersebut membawa pigmen merah yang hasil crossing dengan personatus. Yang seharusnya warna kepala Opaline Fischeri itu Orange Pekat. Dan kebanyakan Opaline Fischeri bermuka cemong, warna kepala lebih merah pekat.
Salam Breeder Lovebird Lover
Sumber :
Penulis Lovebird Malang Toko Bagong
Mengenal Lovebird Sable Head Lebih Dalam
Akhir akhir ini banyak diskusi di media sosial mengenai sable head (selanjutnya kita sebut sable). Lalu apa sebenarnya sable itu? Berikut adalah artikel dari Dirk Van den Abeele yang berjudul “Witkop fischeri - white headed fischeri”. Disini kita lebih mengenalnya dengan sebutan kepala putih (kepala elang). Artikel ini sudah melalui proses editing.
Sebelum kita melangkah lebih jauh, satu hal penting yang harus anda ketahui adalah bahwa sable itu BUKAN mutasi, tapi merupakan suatu bentuk seleksi yang tidak bisa diterima dan tidak iinginkan (red: sesuai standard lomba BVA). Berdasarkan penelitian ilmiah, sekali lagi penelitian ilmiah, pada burung normal wild type Agapornis fischeri memang terdapat psittacin merah dikepala bagian belakangnya tapi hanya dalam jumlah yang sangat sangat sedikit. Selain itu, dari observasi langsung dilapangan terhadap burung yang hidup dialam liar diketahui bahwa 90% warna topengnya bukan berwarna merah tapi orange kemerahan.
Beberapa tahun yang lalu memang banyak yang lebih menyukai Agapornis fischeri yang memiliki topeng berwarna merah solid termasuk para juri. Untuk mendapatkan burung dengan penampilan seperti ini, maka para peternak lalu berlomba lomba mencari dan menyilangkan burung yang memiliki warna topeng paling merah. Sayangnya, tanpa mereka sadari bahwa dengan membuat topengnya menjadi merah, maka kepala bagian belakangnya juga ikut menjadi merah tapi tidak ada yang memperhatikan (tdak peduli) hal tersebut. Ketika mutasi NSL ino muncul ada spesies
Agapornis personatus, maka kembali banyak yang menginginkan topeng pada burung tersebut berwarna merah semerah merahnya. Untuk medapatkan warna merah itu, mereka menggunakan burung generasi F3 dan bahkan F2 hibrid (supaya anda mengerti, lutino pada A.personatus adalah hasiil transmutasi) sebagai indukan. Supaya kesalahan ini tidak berlanjut maka dibuatlah sebuah aturan yang menjelaskan bagaimana seharusnya bentuk yang sesuai dengan standard.
Warna merah yang berlebihan ini adalah efek dari menghilangnya eumelanin (pigmen gelap) dan digantikan oleh kehadiran psittacin sehingga membuat penampilan burung (fenotipe) menjadi tidak sesuai lagi dengan bentuk wild form. Yang terlihat adalah burung berwarna hijau yang bagian kepalanya nyaris semuanya berwarna merah. Jika burung ini disilang dengan burung seri biru, maka akan menghasilkan burung yang bagian kepalanya sudah kehilangan psittacin dan eumelanin. Yang terlihat adalah burung berwarna biru yang seluruh kepalanya berwarna putih.
Diakhir tahun 1990, untuk pertama kalinya ada peternak yang menjual burung berkepala putih ini saat berlangsungnya acara BVA Masters. Kemudian kami memberikan penjelasan kepada peternak tersebut mengenai burung yang ingin dia jual. Akhirnya burung tersebut memang terjual tapi pembelinya adalah orang luar negeri. Dan dinegeri barunya, burung tersebut diberi nama “sable” dan menurut mereka ini adalah mutasi baru. Ini adalah sejarah nama sable. Jadi anda harus paham apa yang dimaksud dengan sable. Padahal sable sama sekali BUKAN mutasi. Ada juga yang mengaitkan sable dengan pied (blorok). Pada mutasi pied dan juga beberapa tipe mutasi fallow memang terjadi reduksi eumelanin tapi itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan sable.
Sekitrar enam tahun yang lalu, ada beberapa orang yang melihat burung “sable” ini di internet dan ingin mengimportnya ke Belanda. Saya berusaha sekuat tenaga untuk meyakinkan mereka agar tidak membeli burung tersebut. Tapi tentu saja saya tidak bisa meyakinkan semua orang. Tetap saja ada peternak yang tertarik untuk membeli burung sable ini karena katanya dia suka melihat penampilannya. Oleh peternak tersebut burung sable kepala merah ini kemudian dipasangkan dengan fischeri. Sungguh sangat disayangkan.
Oleh karena adanya standard baru yang mengatakan bahwa topeng fischeri green tidak boleh terlalu merah maka mereka lalu mengkombinasikannya dengan burung seri biru dan hasilnya dijual dengan nama white-heads (kepala putih atau kepala elang). Ini adalah sebuah nama yang bagus untuk fenotipe yang tidak bagus. Tapi harus kita akui bahwa ini semuanya berawal dari kesalahan penjurian dalam menilai burung fischeri hijau dimasa lalu yang sebenarnya bisa dihindari.
Jika anda masih ragu dengan apa yang saya ulas disini, anda bisa melakukan experimen. Coba pasangkan burung biru sable ini dengan fischeri wild form dan lihat apa hasil yang anda dapatkan. Bisa dipastikan anda akan mendapatkan hasil burung yang memiliki warna merah belebihan dibagian kepala dan tidak jarang karakteristik hibridnya kembali akan muncul. Mengapa harus kembali dipasangkan dengan burung seri hijau? Ini adalah untuk pembuktian. Untuk mempelajari dan meneliti sebuah mutasi, harus selalu dimulai dengan burung seri hijau agar anda tahu apa mutasi yang anda hadapi termasuk semua karakteristiknya. Jika anda bisa mentoleransi warna merah yang berlebihan dikepala fischeri, apakah selanjutnya anda juga bisa menerima personatus dengan dada merah dan bukan kuning?
Sumber: https://www.ornitho-genetics.info/?p=3481
Berdasarkan artikel diatas, ada beberapa point yang perlu anda perhatikan:
Sumber :
Komunitas Lovebird Indonesia
Sebelum kita melangkah lebih jauh, satu hal penting yang harus anda ketahui adalah bahwa sable itu BUKAN mutasi, tapi merupakan suatu bentuk seleksi yang tidak bisa diterima dan tidak iinginkan (red: sesuai standard lomba BVA). Berdasarkan penelitian ilmiah, sekali lagi penelitian ilmiah, pada burung normal wild type Agapornis fischeri memang terdapat psittacin merah dikepala bagian belakangnya tapi hanya dalam jumlah yang sangat sangat sedikit. Selain itu, dari observasi langsung dilapangan terhadap burung yang hidup dialam liar diketahui bahwa 90% warna topengnya bukan berwarna merah tapi orange kemerahan.
Beberapa tahun yang lalu memang banyak yang lebih menyukai Agapornis fischeri yang memiliki topeng berwarna merah solid termasuk para juri. Untuk mendapatkan burung dengan penampilan seperti ini, maka para peternak lalu berlomba lomba mencari dan menyilangkan burung yang memiliki warna topeng paling merah. Sayangnya, tanpa mereka sadari bahwa dengan membuat topengnya menjadi merah, maka kepala bagian belakangnya juga ikut menjadi merah tapi tidak ada yang memperhatikan (tdak peduli) hal tersebut. Ketika mutasi NSL ino muncul ada spesies
Agapornis personatus, maka kembali banyak yang menginginkan topeng pada burung tersebut berwarna merah semerah merahnya. Untuk medapatkan warna merah itu, mereka menggunakan burung generasi F3 dan bahkan F2 hibrid (supaya anda mengerti, lutino pada A.personatus adalah hasiil transmutasi) sebagai indukan. Supaya kesalahan ini tidak berlanjut maka dibuatlah sebuah aturan yang menjelaskan bagaimana seharusnya bentuk yang sesuai dengan standard.
Warna merah yang berlebihan ini adalah efek dari menghilangnya eumelanin (pigmen gelap) dan digantikan oleh kehadiran psittacin sehingga membuat penampilan burung (fenotipe) menjadi tidak sesuai lagi dengan bentuk wild form. Yang terlihat adalah burung berwarna hijau yang bagian kepalanya nyaris semuanya berwarna merah. Jika burung ini disilang dengan burung seri biru, maka akan menghasilkan burung yang bagian kepalanya sudah kehilangan psittacin dan eumelanin. Yang terlihat adalah burung berwarna biru yang seluruh kepalanya berwarna putih.
Diakhir tahun 1990, untuk pertama kalinya ada peternak yang menjual burung berkepala putih ini saat berlangsungnya acara BVA Masters. Kemudian kami memberikan penjelasan kepada peternak tersebut mengenai burung yang ingin dia jual. Akhirnya burung tersebut memang terjual tapi pembelinya adalah orang luar negeri. Dan dinegeri barunya, burung tersebut diberi nama “sable” dan menurut mereka ini adalah mutasi baru. Ini adalah sejarah nama sable. Jadi anda harus paham apa yang dimaksud dengan sable. Padahal sable sama sekali BUKAN mutasi. Ada juga yang mengaitkan sable dengan pied (blorok). Pada mutasi pied dan juga beberapa tipe mutasi fallow memang terjadi reduksi eumelanin tapi itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan sable.
Sekitrar enam tahun yang lalu, ada beberapa orang yang melihat burung “sable” ini di internet dan ingin mengimportnya ke Belanda. Saya berusaha sekuat tenaga untuk meyakinkan mereka agar tidak membeli burung tersebut. Tapi tentu saja saya tidak bisa meyakinkan semua orang. Tetap saja ada peternak yang tertarik untuk membeli burung sable ini karena katanya dia suka melihat penampilannya. Oleh peternak tersebut burung sable kepala merah ini kemudian dipasangkan dengan fischeri. Sungguh sangat disayangkan.
Oleh karena adanya standard baru yang mengatakan bahwa topeng fischeri green tidak boleh terlalu merah maka mereka lalu mengkombinasikannya dengan burung seri biru dan hasilnya dijual dengan nama white-heads (kepala putih atau kepala elang). Ini adalah sebuah nama yang bagus untuk fenotipe yang tidak bagus. Tapi harus kita akui bahwa ini semuanya berawal dari kesalahan penjurian dalam menilai burung fischeri hijau dimasa lalu yang sebenarnya bisa dihindari.
Jika anda masih ragu dengan apa yang saya ulas disini, anda bisa melakukan experimen. Coba pasangkan burung biru sable ini dengan fischeri wild form dan lihat apa hasil yang anda dapatkan. Bisa dipastikan anda akan mendapatkan hasil burung yang memiliki warna merah belebihan dibagian kepala dan tidak jarang karakteristik hibridnya kembali akan muncul. Mengapa harus kembali dipasangkan dengan burung seri hijau? Ini adalah untuk pembuktian. Untuk mempelajari dan meneliti sebuah mutasi, harus selalu dimulai dengan burung seri hijau agar anda tahu apa mutasi yang anda hadapi termasuk semua karakteristiknya. Jika anda bisa mentoleransi warna merah yang berlebihan dikepala fischeri, apakah selanjutnya anda juga bisa menerima personatus dengan dada merah dan bukan kuning?
Sumber: https://www.ornitho-genetics.info/?p=3481
Berdasarkan artikel diatas, ada beberapa point yang perlu anda perhatikan:
- Pahami dengan baik apa yang dimaksud dengan sable.
- Sable adalah hibrid dan BUKAN mutasi.
- Opaline adalah mutasi jadi jangan membandingkan opaline dengan sable yang bukan mutasi.
- Sebagian mutasi pied (blorok) dan sebagian mutasi fallow mengalami reduksi eumelanin sehingga terlihat seperti sable tapi tidak ada hubungannya dengan sable karena pied dan fallow adalah mutasi sedangkan sable bukan. Sekali lagi, jangan membandingkan atau menghubung hubungkan mutasi dengan non mutasi.
- Tulisan yang berdasarkan penelitian ilmiah ini hanya bertujuan sebagai pembelajaran dan bukan aturan. Jika menurut anda sable adalah burung bagus, silahkan anda teruskan proyek anda. Tidak ada yang melarang anda untuk beternak sable dan saya sangat menghormati pilihan anda.
Sumber :
Komunitas Lovebird Indonesia
Mengatasi Lovebird tidak mau bunyi di arena Lomba
Untuk
menyiasati Love Bird momongan kita yang tidak mau fight di arena lomba
kita perlu Memahami Karakter Lovebird Dan Bagaimana Cara Perawatannya??
mari kita
memahami karakter lovebird lomba.ini semua Sangat lah penting sekali
memahami karakter terhadap lovebird andalan/jagoan kita karena semua itu
salain berkolaborasi antara perawatannya kita mesti tahu apa mau
dia, kapan mood yang paling baiknya keluar, apakah sesudah mandi /tidak di
mandikan sama sekali dan apakah dia sedang birahi atau tidak birahi, pola
makan EF pun sangat berpengaruh terhadap penampilannya. tapi semua itu
tidaklah sulit asalkan kita bisa mengkombinasikan dan mengkolabrasikan agar
lovebird jagoan kita tetap stabil.
masalah yang sering muncul dan tidak bisa di
pungkiri yaitu over birahi. hal apa sajakah yang membuat lb menjadi birahi :
1. Sudah tidak bisa kita pungkiri mahluk hidup mempunyai
masa di mana mereka membutuhkan masa kawin dengan pasangannya,itu semua
menjadi suatu masalah dimana mempengaruhi kinerja dan penampilan saat di
lapang,
a) LB sering ngeruji /Masalah ngeruji Ada beberapa macam
karakter mengapa lb tersebut ngeruji :
i)
Karena lovebird masih
berusia muda ,jadi watak dan karakter dia belum stabi,mental tempur dia
belum terlalu kokoh ,cara satu”nya sering di bawa kelapang ,tujuannya
untuk membiasakan diri.
ii)
Sifat agresif
/gelisah,biasanya ini di alami oleh lovebird bahan/bakalan ,karena mereka
belum terbiasa dengan lingkungan sekitar arena lomba,makanya dia sering
ngeruji dan takut apabila melihat juri.jangan kwhawatir,semua itu bisa di
atasi asalkan tehnik olah vocal berjalan sempurna.
iii)
Yang terakhir yaitu
,karena lovebird mengalami masa birahi,dimana mereka ingin kawin,masa ini
yang sulit kita pungkiri
ada 2 pilihan untuk mengatasi
masalah ini :
(a)
lovebird di
kawinkan/di satukan dulu hinggga bertelur dan otomatis masa birahinya
berhenti,namun yang jadi kendala,lovebird lomba apabila sudah di kawinkan
akan cepat untuk birahi lagi..,masa ini yg sangat di cemaskan,belum
tambah lagi suara menjadi serak,untuk itu kita mesti rekondisi dari
awal..
(b)
dengan di mandikan
secara rutin ,tujuannya untuk menghilangkan dan mengurangi birahi.
2. memahami
karakter siap tempur:
a) Lovebird yang sudah siap dari fisik untuk melakukan tarung
yaitu ke dua sayap pada lovebird saling menyilang,ini semua menandakan
lovebird tersebut dalam kondisi prima,baik stamina dan mental yang akan
dia keluarkan.
b)
Bunyi di rumah belum
tentu di lapang,ini yang serig kita dengar dari semua kalangan
kicaumania,Sebenarnya bunyi /tidak bunyi di pengaruhi oleh mental dan
settingan saat di lapangan.kita mesti tau dan memperhatikan apa yang akan
membuat mood untuk membangkitkan ia bunyi dan mental fighter.
cara mengetahuinya gampang:
·
Lovebird di trek dulu
sebelum naik gantangan.
·
Lovebird di gantung/di
sendirikan agar dia merasa tenang
·
Lovebird di full
kerodong dan di buka saat di gantang
·
lovebird mesti di cas
dulu dengan pasangannya
Pilihlah dan sesuaikan dengan lovebird
jagoan anda. bacalah mood pada lovebird
Poin yang mesti kita perhatikan mengapa lovebird
kadang tidak pernah mengeluarkan kemampuan dia padahal kita tau kapasitas
yang dia miliki itu dahsyat…
tapi perlu kita tekankan ga selamanya lovebird
juara itu selalu juara,pasti ada masa dimana mereka mengalami suatu
masalah.
Mohon Maaf apabila ada kesalahan kata dan
apabila ada kekurangan karna kesempurnaan hanya milik allah dan kekurangan
milik umatnya silahkan di tambahkan, Di atas langit masih ada langit, masih
banyak yang hebat. Juara ga Juara yang terpenting kita menghargai jagoan
kita, Jadi Jawara banyak factor yang mempengaruhi,untuk itu kita harus memaksimalkan
dan mengoptimalkan semua kemampuan dan bakat yang terpendam dari lovebird
tersebut.
Sumber :
https://www.facebook.com/notes/komunitas-lovebird-indonesia/mengatasi-lb-tidak-mau-bunyi-di-arena-lomba-by-jhons-chandra/10151682458820708/
Perbedaan Lovebird Impor vs Lovebird Lokal
Adakah perbedaan Lovebird Impor dan Lovebird lokal ??
Pada dasarnya, TIDAK ADA, karena yang dibicarakan adalah mahluk yang sama, yaitu lovebird. Lovebird mau lahir di Belanda, mau lahir di Amerika, mau lahir di Taiwan, mau lahir di Indonesia, mau lahir di Mesir, dst dst, tetaplah seekor lovebird, TITIK. Soal kenapa hal ini jadi pertanyaan di kalangan pecinta lovebird di Indonesia adalah sebagai berikut:
Semestinya hal ini tidak hanya untuk lovebird saja, contoh lain dalam hal ini adalah Parkit Holland. Bisa dibedakan ukuran antara parkit ini dengan parkit yang biasa dijual dipasar lokal, ukuran bodi bisa hampir sampai 50-70% lebih besar!
Semoga uraian singkat dari saya bisa bermanfaat untuk para rekan pecinta lovebird di Indonesia. Mari kita gerakkan/galakkan beternak lovebird berdasarkan galur murni!
Kualitas > Kuantitas!
Sumber : Komunitas Lovebird Indonesia
Pada dasarnya, TIDAK ADA, karena yang dibicarakan adalah mahluk yang sama, yaitu lovebird. Lovebird mau lahir di Belanda, mau lahir di Amerika, mau lahir di Taiwan, mau lahir di Indonesia, mau lahir di Mesir, dst dst, tetaplah seekor lovebird, TITIK. Soal kenapa hal ini jadi pertanyaan di kalangan pecinta lovebird di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Banyak peternak lovebird di Indonesia yang masih awam mengenai pengetahuan dasar lovebird, mana yang roseicollis/peachface, mana yang fischeri/dakocan kepala emas, mana yang personatus/dakocan kepala hitam, dll. Yang terjadi adalah karena lovebird adalah peliharaan yang lagi nge-TOP dan berharga relatif tinggi, semua orang berlomba-lomba untuk mengeruk untung secepat mungkin. Yang terjadi adalah pencampuran jenis-jenis spesies lovebird antara satu dengan lainnya, dimana yang beternak, yang menjual dan yang membeli tidak tahu apa yang diternak, dijual dan dibeli, asal itu seekor lovebird. Hasilnya: lovebird barong, lovebird kacamata yang galurnya sudah campur baur
- Di Eropa pada umumnya dan Belanda/Belgia pada khususnya, peternak lovebird di sana (99%) menganut sistem galur murni, dimana lovebird tidak disilang antara satu spesies dengan spesies lainnya, jadi lovebird yang dihasilkan adalah lovebird berstandar spesies yang bersangkutan. Contoh: Personatus hijau yang tidak berbulu oranye di dadanya
- Di Eropa pada umumnya dan Belanda/Belgia pada khususnya, banyak peternak yang melakukan seleksi indukkan yang akan diternakkan, jadi hanya yang berbodi besar yang dipasangkan dan diternakkan. Hasilnya adalah anakan yang bodinya besar-besar. Jika yang berbodi besar terus menerus dikawinkan dengan bodi besar lain setelah beberapa generasi, terjadilah standarisasi bodi besar pada lovebird tersebut.
- Soal isu/mitos bahwa lovebird impor adalah mandul, adalah TIDAK BENAR. Kenyataannya menurut saya adalah, diperlukan sebuah tahap adaptasi dari daerah Eropa (empat musim dan humiditas udara yang kering) menuju Indonesia (panas sepanjang tahun + hujan dan daerah humiditas tinggi). Belum lagi tahap penyesuaian dari shock/trauma perjalanan udara untuk membawa mereka kesini. Sesuai dengan pengalaman saya dengan burung impor Belanda, waktu adaptasi adalah sekitar 6 bulan sebelum mereka terbiasa dan mulai bertelur. Para anak dari indukan ini tentunya sudah terbiasa dengan iklim Indonesia jadi tidak perlu beradaptasi lagi setelah mereka menjadi dewasa.
Semestinya hal ini tidak hanya untuk lovebird saja, contoh lain dalam hal ini adalah Parkit Holland. Bisa dibedakan ukuran antara parkit ini dengan parkit yang biasa dijual dipasar lokal, ukuran bodi bisa hampir sampai 50-70% lebih besar!
Semoga uraian singkat dari saya bisa bermanfaat untuk para rekan pecinta lovebird di Indonesia. Mari kita gerakkan/galakkan beternak lovebird berdasarkan galur murni!
Kualitas > Kuantitas!
Sumber : Komunitas Lovebird Indonesia
Alasan Lutino Sable Merupakan Hybrid
Beberapa tahun yang lalu atau masa awal lovebird booming di tanah air sempat gempar dengan adanya lovebird lutino mata merah, yaitu lovebird dengan warna kuning menyala serta warna kepala dan leher orange dan memiliki mata merah. lovebird jenis ini sempat menjadi primadona dan banyak dicari para Lovebird Lover, harganya pun lumayan tinggi. untuk jodohan dewasa bisa seharga motor sport saat itu.
Walau saat ini pamor Lutino MM sudah tidak sebooming seperti dahulu tapi tetap saja masih banyak sobat Lovebird Lover yang mencari burung jenis ini. tapi tahukah sobat Lovebird Lover kalau sebenarnya Lutino Sable adalah Lovebird Hybrid ??
Mengapa lutino sable = hybrid?
Lutino pada Agapornis fischeri adalah termasuk mutasi NSL ino yang sifat penurunanya adalah autosomal resesif. NSL adalah singkatan dari Non Sex Linked yang artinya keturunan yang didapat tidak bergantung pada indukan jantan atau betina. Jika salah satu indukan baik jantan maupun betina adalah lutino, maka bisa menghasilkan anakan jantan maupun betina yang split lutino. Hal ini berbeda dengan mutasi SL alias sex-linked (contoh opaline dan lutino roseicollis), dimana tidak ada betina split opaline.
Mutasi lutino menyebabkan hilangnya semua eumelanin hitam yang ada pada burung. Efek yang ditimbulkan adalah warna hijau berubah menjadi kuning dan biru menjadi putih. Sementara psittacin tidak terpengaruh (psittacin adalah zat yang mengatur warna merah dan kuning). Jika kita mengambil contoh burung jenis fischeri hijau yang bermutasi menjadi lutino, maka semua warna pada burung ini baik yang berwarna hijau, olive, dan lainnya akan berubah menjadi kuning. Sementara bagian yang berwarna merah tidak terpengaruh.
Ini adalah contoh fischeri wild type dan fischeri lutino. Berdasarkan penjelasan ilimah diatas, silahkan nilai sendiri mana lutino yang hybrid dan mana yang tidak hybrid. Apakah ini berlaku hanya untuk lutino? TIDAK. Ini berlaku untuk SEMUA SABLE
jadi sebenarnya semua Lovebrid Sable adalah Hybrid
Sumber : Komunitas Lovebird Indonesia
Walau saat ini pamor Lutino MM sudah tidak sebooming seperti dahulu tapi tetap saja masih banyak sobat Lovebird Lover yang mencari burung jenis ini. tapi tahukah sobat Lovebird Lover kalau sebenarnya Lutino Sable adalah Lovebird Hybrid ??
Mengapa lutino sable = hybrid?
Lutino pada Agapornis fischeri adalah termasuk mutasi NSL ino yang sifat penurunanya adalah autosomal resesif. NSL adalah singkatan dari Non Sex Linked yang artinya keturunan yang didapat tidak bergantung pada indukan jantan atau betina. Jika salah satu indukan baik jantan maupun betina adalah lutino, maka bisa menghasilkan anakan jantan maupun betina yang split lutino. Hal ini berbeda dengan mutasi SL alias sex-linked (contoh opaline dan lutino roseicollis), dimana tidak ada betina split opaline.
Mutasi lutino menyebabkan hilangnya semua eumelanin hitam yang ada pada burung. Efek yang ditimbulkan adalah warna hijau berubah menjadi kuning dan biru menjadi putih. Sementara psittacin tidak terpengaruh (psittacin adalah zat yang mengatur warna merah dan kuning). Jika kita mengambil contoh burung jenis fischeri hijau yang bermutasi menjadi lutino, maka semua warna pada burung ini baik yang berwarna hijau, olive, dan lainnya akan berubah menjadi kuning. Sementara bagian yang berwarna merah tidak terpengaruh.
Ini adalah contoh fischeri wild type dan fischeri lutino. Berdasarkan penjelasan ilimah diatas, silahkan nilai sendiri mana lutino yang hybrid dan mana yang tidak hybrid. Apakah ini berlaku hanya untuk lutino? TIDAK. Ini berlaku untuk SEMUA SABLE
jadi sebenarnya semua Lovebrid Sable adalah Hybrid
Sumber : Komunitas Lovebird Indonesia
Subscribe to:
Posts (Atom)Template Responsive Design